Thursday, November 6, 2014

"Sekolah Ideal" Idaman Saya (bagian 1)

Aktivitas anak saya (berkerudung) bersama teman-temannya usai berkebun di sekolah

        Membahas tentang sekolah yang ideal, pasti setiap orang punya pendapat masing-masing. Dan tulisan ini murni merupakan pendapat saya pribadi mengenai sekolah ideal yang saya idamkan. Saya menulis berdasarkan pengalaman pribadi saya dan merupakan buah pikir dari perjalanan saya dalam menempuh dunia pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga bangku kuliah. Berikut ini saya ulas satu persatu ya, mulai dari tingkat terendah hingga tingkat tertinggi.

1. Taman Kanak-kanak (TK)
        Sebelum mengenal dunia sekolah, saya menghabiskan waktu dua tahun di TK. Jangan dibayangkan bahwa "suasana" TK saya dulu sama dengan TK sekarang pada umumnya. Di TK saya dulu belum diajari membaca dan menulis. Bahkan dikenalkan dengan huruf pun tidak. Saya hanya bermain-main dan bernyanyi. Mungkin karena usia yang masih berkisar antara 4-6 tahun, sampai hari ini saya masih ingat dan hafal beberapa lagu yang pernah diajarkan waktu di TK. Kadangkala guru mengajak saya dan teman-teman bermain di luar kelas. Itu sangat menyenangkan. Tapi aktivitas di dalam kelas pun sangat saya sukai, karena hampir kebanyakan adalah aktivitas fisik, seperti: bermain balok dan bermain puzzle.


        Kalau berhitung, secara tidak langsung guru saya mengajarinya. Seperti menunjukkan kepada saya dan teman-teman berapa roda sepeda dan berapa roda mobil. Tapi saya belum dikenalkan dengan simbol angka. Masih ingat kan lagu "dua mata saya"? Nah, guru saya benar-benar menyanyikan lagu itu dengan setulus hati sambil menunjukkan bagian-bagian yang disebutkan dalam lagu itu. Dan hasilnya, saya mengerti yang dimaksud dua itu "berapa" dan satu itu "berapa", tanpa saya harus mengenal angka. Sesekali guru saya meminta saya atau teman-teman untuk tampil menyanyi di depan kelas. Sepertinya, karena kebiasaan itulah, sejak kecil saya termasuk anak yang cukup percaya diri. Entah bagaimana dengan teman-teman yang lain. Tapi, jangan dilihat dari sisi "sombong"nya ya... Lihatlah bagaimana pengajaran itu bisa begitu bermakna!

        Jadi, TK ideal menurut saya, adalah TK yang di dalamnya anak-anak betul-betul diperlakukan seperti anak-anak. Yaitu seorang manusia kecil yang lebih banyak suka bermain. Dengan kata lain, di sekolah kegiatannya ya "hanya" bermain. Dan dengan aktivitas-aktivitas yang bisa memupuk rasa percaya diri anak dan mengasah kemampuan anak dalam berbicara serta memahami apa yang dibicarakan oleh orang lain. Anak-anak tetap mendapat "beban" belajar, tapi belajar dari aktivitas melihat, mendengar dan merasakan sesuatu, bukan dari membaca. Ketika anak memahami "dua" itu seperti apa, anak akan mengerjakan apa yang kita suruh dengan benar, seperti mengambil dua buah jeruk, tanpa mereka harus tahu simbol angka "dua" itu seperti apa. Bahkan penjumlahan dan pengurangan pun bisa dikuasai anak tanpa mereka harus mengenal simbol angkanya. (Saya dulu sudah membuktikannya, lho!)

(bersambung, ditunggu ya..., laptop harus menjalankan tugas lain.)

No comments:

Post a Comment