Wednesday, April 10, 2019

BPJS Ketenagakerjaan Bersama Programnya Yang Menyisir Seluruh Pelaku Ekonomi


Blogger Malang bersama Kepala Cabang BPJS-TK Cabang Malang
berpose di depan gedung BPJS-TK Cabang Malang

2 April lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang. Saya tidak sendiri, beberapa Blogger Malang juga datang pada tempat dan waktu yang sama. Ya, BPJS-TK memang mengajak Blogger Malang untuk datang ke kantornya guna menyosialisasikan beberapa programnya, terutama yang berhubungan dengan profesi kami sebagai seorang blogger. Senang sekali rasanya, akhirnya saya bisa mengikuti event blogger dan berkumpul bersama teman-teman Blogger Malang. Ini adalah event pertama saya, sekaligus menjadi kunjungan pertama saya ke Kacab BPJS-TK yang lokasinya berada di jalan Dr. Soetomo Nomer 1 Kota Malang.

Memasuki halaman Kacab BPJS-TK, kesan bersih dan rapi sudah terlihat. Dari gerbang, saya mengarahkan sepeda motor ke lokasi parkir yang berada di sisi kanan gerbang gedung BPJS-TK. Sementara itu, tepat di sisi kiri gerbang terdapat sebuah mobil dengan desain unik dan cantik yang digunakan untuk melayani peserta BPJS-TK melalui sistem online.

Setelah memarkir sepeda motor, saya menuju pintu masuk. Seorang security yang berjaga di pintu melayani saya dengan ramah. Mengetahui saya datang sebagai blogger, dia minta saya untuk mengikutinya menuju lantai 2 gedung, tempat diadakannya acara BPJS-TK bersama para blogger.

Ketika saya datang, rupanya acara baru saja dimulai. Mas Roni Setiawan, selaku Account Representative Khusus yang bertindak sebagai pembawa acara sedang berbicara. Saya langsung menuju tempat duduk terdekat yang masih kosong. Hanya tersisa 3 bangku kosong, berarti hampir semua blogger yang diundang sudah datang. Selain Mas Roni, dari BPJS-TK hadir pula dalam acara ini Ibu Cahyaning Indriasari selaku Kepala Cabang BPJS-TK Cabang Malang, dan Mbak Anisyah Isyawari yang juga seorang Account Representative Khusus.

Kika: Mas Romi, Ibu Cahyaning, dan Mbak Anisyah

Pada kesempatan ini, Ibu Cahyaning memberikan sambutan dan menyampaikan gambaran umum tentang BPJS Ketenagakerjaan. Tak lupa beliau juga menyampaikan terima kasih atas kesediaan dan kehadiran Blogger Malang, serta harapannya agar masyarakat bisa lebih mengenal BPJS-TK dan sosialisasi program BPJS-TK bisa menjangkau masyarakat lebih luas lewat tulisan para blogger. 

Mengenai program BPJS-TK yang ingin disosialisasikan kepada masyarakat, pemaparannya disampaikan oleh Mbak Anisyah.


Tentang BPJS Ketenagakerjaan


BPJS Ketenagakerjaan atau BPJS-TK lahir pada tanggal 1 Januari 2015. Sebelum menjadi BPJS-TK, dulu namanya adalah PT. Jamsostek, yaitu kependekan dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Yang pernah menjadi karyawan perusahaan atau bekerja di pabrik-pabrik, pasti tidak asing dengan Jamsostek. Istilah Jamsostek sepertinya sudah identik dengan buruh pabrik.

Keberadaan BPJS-TK ini tidak lepas dari Program Negara untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28-H dan pasal 34 UUD 1945. Program Negara tersebut kemudian diwujudkan melalui UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Melalui program ini setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang/berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun.

BPJS-TK berbeda dengan BPJS Kesehatan atau yang dulu dikenal sebagai Askes (Asuransi Kesehatan). Yang membedakan keduanya adalah ruang lingkup layanannya. Kalau BPJS Kesehatan melayani pesertanya untuk berobat ke Rumah Sakit ketika mereka mengalami sakit akibat suatu penyakit. Sementara itu, BPJS-TK memberikan layanan kepada pesertanya untuk berobat ke Rumah Sakit ketika mereka mengalami sakit atau cedera yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja. Karena itu, keanggotaan BPJS-TK juga berbeda dengan BPJS Kesehatan. Kalau dalam BPJS Kesehatan pesertanya meliputi seluruh anggota keluarga, namun dalam BPJS-TK pesertanya hanya anggota keluarga yang bekerja.


Program BPJS-TK Bagi Pekerja BPU

Kalau sebelumnya BPJS-TK hanya diperuntukkan bagi pekerja yang terdaftar sebagai pekerja yang menerima upah di suatu instansi atau perusahaan, kini BPJS-TK juga menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU)


Tentang Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU)

Pekerja BPU adalah pekerja yang melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut. Pekerja BPU meliputi: Pemberi Kerja; Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja Mandiri; dan Pekerja yang tidak termasuk pekerja di luar hubungan kerja yang bukan menerima upah. Contohnya tukang ojek, supir angkot, pedagang keliling, dokter, pengacara/advokat, artis, dan lain-lain, termasuk blogger dan freelance.


Program BPJS-TK Bagi Pekerja BPU

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


JKK merupakan jaminan yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi pekerja yang mengalami kecelakaan dalam hubungan kerja. Termasuk kategori ini adalah kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, juga penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Manfaat yang bisa diambil dari JKK di antaranya digunakan untuk: biaya pengangkutan (maksimum), biaya pengobatan dan perawatan, biaya sementara tidak mampu bekerja (STMB), penggantian gigi tiruan, santunan cacat, santunan kematian, biaya rehabilitasi, dan bantuan beasiswa.

Jaminan Kematian (JKM)


JKM diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja peserta BPJS-TK yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. JKM diperlukan untuk membantu meringankan beban keluarga dalam bentuk biaya pemakaman dan uang santunan.

Program ini memberikan manfaat kepada keluarga pekerja berupa: santunan kematian, santunan berkala selama 1 tahun, biaya pemakaman, dan beasiswa pendidikan 1 (satu) anak yang diberikan kepada peserta yang telag memiliki masa kepesertaan selama minimal 5 tahun.

Jaminan Hari Tua (JHT)


JHT merupakan program penghimpunan dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat digunakan oleh peserta, terutama bila penghasilan yang bersangkutan terhenti karena berbagai sebab. Seperti: cacat total tetap, telah mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia atau berhenti bekerja (yang bisa terjadi karena PHK, mengundurkan diri, atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya).

Pembayaran manfaat JHT dapat diambil sekaligus apabila peserta telah memasuki masa pensiun, cacat total tetap, berhenti bekerja ataupun meninggal dunia, dengan masa tunggu selama 1 bulan.
Pembayaran manfaat JHT dapat diberikan sebagian sampai batas waktu tertentu apabila peserta telah memiliki masa kepesertaan paling singkat 10 tahun.

Pengambilan manfaat JHT adalah sebesar nilai akumulasi seluruh iuran yang telah disetor, ditambah hasil pengembangannya yang tercatat dalam rekening perorangan peserta dan dibayarkan sekaligus.

Untuk pengambilan manfaat JHT sampai batas tertentu adalah paling banyak 30% dari jumlah JHT untuk keperluan kepemilikan rumah, atau paling banyak 10% untuk keperluan lain sesuai persiapan masa pensiun.



Pekerja BPU juga bisa memanfaatkan program Jaminan Pensiun, jika memungkinkan memenuhi syarat masa kepesertaan sesuai ketentuan BPJS-TK.


Kepesertaan Pekerja BPU


Dapat mengikuti program BPJS-TK secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing

Dapat mendaftar sendiri dengan datang langsung ke Kantor Cabang BPJS-TK atau mendaftar melalui wadah/kelompok/mitra/Payment Point (Aggregator/Perbankan) yang telah melakukan Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan BPJS-TK.

Khusus yang berada di area Malang Raya, calon peserta BPJS-TK bisa datang langsung ke Kantor Cabang BPJS-TK yang ada di Kota Malang. Petugas BPJS-TK yang ramah dan baik akan menyambut dan melayani calon peserta. Jangan khawatir dengan antrian yang panjang, karena BPJS-TK Cabang Malang sudah menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung. Mulai dari ruang tunggu yang nyaman, toilet yang bersih, ruang laktasi bagi pengunjung ibu-ibu yang membawa serta bayinya, dan pojok kopi yang bisa dimanfaatkan pengunjung.

Nah, bagaimana teman-teman Blogger, tertarik untuk bergabung sebagai peserta BPJS-TK?


Monday, April 1, 2019

"Buku Penuh Berkah"


Buku Antologi Cerita Anak

"Buku Penuh Berkah"

Alhamdulillah...
Maret berlalu dengan penuh hikmah
Tinggalkan pesan untuk tak ragu melangkah
Mantapkan hati untuk (hanya) menggapai ridho Allah

Alhamdulillah...
April datang dengan rizki melimpah
Hadirkan cinta tulus dalam bingkai ukhuwah
Benamkan jiwa dalam indahnya tawakkal alallah

Wahai sahabat sholihah
Menjelang datangnya bulan penuh berkah
Mari upayakan segala lelah yang hadir menjadi lillah
Penuhi semua jatah waktu dengan sebaik-baiknya ibadah
Menebar lebih banyak manfaat dan lazimkan diri bersedekah

Malang, 1 April 2019


###

Sebuah puisi saya selesaikan beberapa jam yang lalu. Terinspirasi dari beberapa kejadian yang saya alami dalam sepekan ini. Rasanya tidak ada yang pantas saya ucapkan selain sebanyak-banyaknya ungkapan syukur atas apa yang terjadi.

Dipertemukan kembali dengan sahabat-sahabat lama dan dikumpulkan dengan mereka dalam satu majelis ilmu, sungguh suatu nikmat tak terkira. Sebuah perbincangan ringan saat bertemu yang membuahkan satu simpul yang bermuara pada keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Bertemu dengan saudara dan teman baru menjadi keuntungan lain yang semuanya itu merupakan nikmat tak terhingga dari Allah.

Ya, begitulah! Selalu ada hikmah dari tiap kejadian. Saat tak sengaja bertemu sahabat lama, berasa bahwa Allah sengaja mengirimkannya untuk mendengarkan "keluh kesah" saya. Ketika ada sahabat yang tiba-tiba menghubungi dan bertanya kabar setelah sekian lama, berasa bahwa Allah sengaja mengirimkannya sebagai (salah satu) jalan pembuka pintu rizki. Bahkan pertemuan dengan beberapa orang lainnya yang tak pernah saya duga sebelumnya. 

Bismillahi tawakkaltu alallah...

Ketika semua sudah kita pasrahkan kepada Allah, niat lillah mengiringi setiap langkah, insyaAllah, solusi dari tiap permasalahan akan Allah turunkan untuk kita. Suatu keadaan yang jika kita mengalaminya seharusnya bisa membuat kita belajar untuk tetap tegak melangkah di atas jalan kebenaran dan untuk memelihara niat dalam rangka menggapai ridho-Nya.

Tak hanya beberapa pertemuan (tak disengaja) yang meninggalkan hikmah mendalam, akhir bulan Maret kemarin saya juga mendapat kabar tentang terbitnya satu lagi buku antologi yang memuat karya saya. Buku yang memang sejak awal penggarapannya diniatkan sebagai salah satu buku yang diharapkan bisa memberikan manfaat dan bekal menyambut bulan suci ramadhan.

Buku berjudul "Ramadhan Berkah Ala Rasulullah" ini berisi kumpulan cerita anak. Masing-masing ceritanya memuat satu amalan ramadhan sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dulu pernah mengajarkan dan mencontohkannya. Amalan-amalan yang biasa dilakukan selama bulan ramadhan sudah sangat umum dan banyak orang mengetahuinya. Namun apakah amalan-amalan itu sudah sesuai dengan sunnah alias sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam? Jawabannya bisa ditemukan dalam buku ini.

Meski buku ini di-setting sebagai cerita anak, namun nilai-nilai dan pesan-pesan sunnah ramadhan yang ada di dalamnya menjadikan buku ini cocok untuk dibaca oleh semua umur. Jadi buku ini sangat cocok untuk dijadikan koleksi buku-buku yang kita miliki, terlebih menjadikannya sebagai koleksi buku bacaan anak-anak. Atau menjadikan buku ini sebagai amal jariyah dengan menyedekahkannya kepada anak-anak yang membutuhkan.

Kehadiran buku ini yang bersamaan dengan pertemuan-pertemuan beruntun saya dengan beberapa orang sahabat dan waktunya yang memang mendekati bulan suci ramadhan, semoga menjadikan buku ini sebagai "Buku Penuh Berkah".

Sungguh, pertemuan-pertemuan dengan saudara se-Iman yang bisa membangkitkan gairah keimanan dan amal sholih, merupakan nikmat yang tidak terkira dari Allah. Kenikmatan yang bahkan bisa lebih bernilai dari sekadar materi. Maka jangan pernah sia-siakan nikmat dari Allah berupa teman-teman yang sholih dan sholihah. 

Sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan, sudah sepantasnya kita bersyukur dengan banyak-banyak memuji-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. 


#SemingguTigaPostingan
#day13

Thursday, March 28, 2019

Hujan Adalah Rahmat dan Berkah, Bukan Sumber Musibah


Hujan deras

Sebagai negara yang berada di kawasan tropis, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini bergantian dalam siklus masa tertentu selama satu tahun. Seharusnya masing-masing secara seimbang mengisi waktu dalam setahun tanpa ada ketimpangan, yaitu 6 bulan kemarau dan 6 bulan hujan. Namun perubahan iklim bumi membuat keseimbangan alam cukup terganggu, termasuk keseimbangan masa musim yang sedang terjadi. 

Indonesia sempat mengalami kemarau cukup lama. Sehingga beberapa daerah mengalami kekeringan. Namun begitu datang musim hujan, yang terjadi kemudian cukup ekstrem, tidak seperti yang diharapkan. Kekeringan mungkin teratasi, tapi datang "ancaman" baru yang dianggap sebagai dampak datangnya musim hujan. Ya, musim hujan di beberapa daerah di Indonesia sudah identik dengan banjir yang kerap melanda. Bencana seperti tiada hentinya mengepung negeri ini dengan timbunya kekeringan saat hujan tak datang dan terjadinya banjir kala musim hujan tiba. 

Hmm, ada tanda tanya besar. Seolah biang bencana yang terjadi adalah karena hujan. Kasian hujan, ia tak datang salah, ia datang pun dianggap bikin susah. Apakah sebenarnya salah hujan? Bukankah Allah sudah menciptakan bumi dan semua yang berhubungan dengannya, termasuk hujan, dalam porsi yang seimbang? Mungkin sudah waktunya kita melakukan perenungan mendalam atas berbagai fenomena alam yang terjadi tidak seperti harapan kita.

Tentang hujan, Allah menjelaskan dalam Al Quran surat Az Zukhruf ayat 11,

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: "Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (ukuran tertentu yang diperlukan), lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)."

Dalam Ensiklopedia Al-Qur'an tulisan Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, beliau menulis penjelasan ayat 11 surah Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan yang menurunkan hujan dari awan menurut kadar yang diperlukan dan sesuai dengan kemaslahatan, lalu Kami hidupkan dengan hujan itu negeri yang mati dan tandus, seperti itulah kalian akan dikeluarkan dalam keadaan hidup dari dalam kubur untuk dihisab dan diberi balasan."

Dengan kata lain, air hujan yang Allah turunkan itu sudah sesuai dengan kebutuhan manusia, tidak kurang dan tidak lebih. Dalam suatu kajian ilmiah pernah disebutkan bahwa air yang turun dari langit lewat hujan, jumlahnya sama dengan air yang naik ke langit melalui proses penguapan. Kalau kemudian yang terjadi justru kekurangan air atau air menjadi berlebih maka sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang menghuni bumi memikirkan apa penyebabnya.

Di ayat yang lain Al-Qur'an menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah.

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

Artinya: "Dan Dia-lah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dia-lah Maha Pelindung, Maha Terpuji." (QS. Asy Syuuraa: 28)

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

Artinya: "Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen." (QS. Qaaf: 50)

Air sebagai sumber kehidupan akan selalu dicari dan dibutuhkan oleh seluruh umat manusia. Setelah musim kemarau yang cukup lama, semua makhluk pasti merindukan datangnya hujan. Tidak hanya manusia, tapi juga makhluk Allah yang lain seperti binatang dan tanaman. Beberapa binatang mengurangi aktivitasnya untuk menekan rasa haus pada musim kemarau. Sebagian tanaman juga menggugurkan daunnya sebagai cara untuk bertahan hidup selama musim kemarau. Mereka semua menunggu turunnya rahmat dari Allah berupa air yang turun dari langit. Adalah kesalahan ketika manusia menyambut datangnya musim hujan dengan gundah lantaran merasa terancam akan dampaknya.

Hujan adalah rahmat. Allah menurunkan hujan sebagai bentuk keberkahan. Yang dengan air hujan itu tanaman bisa kembali tumbuh dan mengeluarkan daunnya. Binatang-binatang pun bisa kembali beraktivitas setelah kebutuhannya akan air tercukupi dan melanjutkan tugasnya sebagai makhluk di bumi. Petani bisa kembali bercocok tanam. Peternak bisa menggemukkan binatang-binatang ternaknya dan mengisi kembali kolam-kolam ikannya dengan air yang selama kemarau tidak didapatinya. Kita bahkan bisa langsung merasakan segarnya aroma tanah basah setelah terkena air hujan. Tidak hanya itu, udara yang kita hirup setelah turun hujan juga terasa lebih bersih. Begitu besar manfaat hujan bagi kehidupan, serta membawa rahmat dan keberkahan.

Ketika hujan yang turun malah memunculkan masalah dan dianggap sebagai sumber musibah, sudah waktunya manusia sebagai makhluk Allah yang berakal memikirkannya. Sudah saatnya manusia berpikir kenapa sampai terjadi banjir dan bukan mempermasalahkan hujan yang turun. Jika kita mau jujur, banjir dan kekeringan sebagian besar terjadi karena kelalaian kita dalam menjaga alam yang sudah banyak memberi manfaat pada kehidupan kita. Hutan digunduli sehingga tidak ada lagi pohon yang bisa menyerap dan menyimpan air hujan. Akibatnya saat kemarau mudah sekali timbul kekeringan dan ketika hujan turun dengan cepat timbul banjir. Selain penggundulan hutan, penataan pembangunan yang tidak mengindahkan alam dengan mengabaikan saluran air menjadi masalah timbulnya banjir di daerah pemukiman.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa ketika hujan turun, yaitu اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً yang artinya: "Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat." Doa ini Rasulullah ajarkan kepada kita dengan tujuan agar Allah melipatgandakan rahmat dan keberkahan diturunkannya hujan. Semoga dengan membaca doa ini, Allah juga akan menghindarkan kita dari terjadinya musibah yang berpotensi menimpa kita meski itu akibat ulah kita.

Sungguh, betapa besar nikmat yang Allah selipkan di antara butiran-butiran air yang sudah Dia turunkan dari langit. Nikmat yang seharusnya bisa dirasakan tidak hanya oleh umat manusia, tetapi juga oleh seluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Namun seluruh makhluk yang ada di muka bumi malah terancam saat datang hujan diakibatkan oleh kelalaian segelintir manusia.

Kini musim hujan telah tiba. Semoga kita termasuk manusia-manusia yang diliputi rahmat dan keberkahan dengan memperoleh manfaat yang besar dari turunnya hujan.
Aamiiin yaa Robbal alamiiin....


*tulisan ini diikutsertakan dalam program SETIP bareng Estrilook

#SemingguTigaPostingan 
#day12 

Wednesday, March 27, 2019

Berbagi atau Bertanyalah (Bagian 3)


Menjelang Operasi

Keputusan Berat

Penjelasan dokter syaraf di RS Mayapada sangat informatif, membuat kami (sedikit) faham tentang sesuatu yang kami benar-benar awam. Itu cukup menenangkan kami, setidaknya untuk sementara waktu, karena kondisi suami masih kritis. Kami pun mendapat jawaban tentang apa yang terjadi.

Suami saya diserang stroke. Beliau mengalami penyumbatan pembuluh darah yang menuju otak kanannya. Itulah kenapa sisi tubuh bagian kiri suami saya terus melemah sejak hari pertama serangan. Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (dikenal dengan stroke iskemik) atau terjadi pecahnya pembuluh darah (dikenal dengan stroke hemoragik). Dan suami saya mengalami stroke iskemik, bukan stroke hemoragik seperti yang disangkakan dokter syaraf di RS sebelumnya. (Ah, andai dokter itu tidak salah mendiagnosa, huhuhu...)

Pemicu stroke yang menyerang suami disebabkan oleh perpaduan antara kadar gula darah yang tinggi, kolesterol yang sedikit di atas angka normal (yang untuk ukuran orang yang tanpa diabet masih terbilang aman), dan kemungkinan dipicu akibat kelelahan fisik. Menurut dokter, banyak hal yang bisa memicu serangan stroke. Itulah kenapa setiap orang yang terkena stroke memiliki riwayat kesehatannya masing-masing yang satu sama lain tidak selalu sama.

Tindakan darurat yang perlu segera dilakukan adalah menangani pembengkakan pada otak. Pembengkakan umumnya akan mencapai puncaknya pada hari ke-4. Namun suami saya mengalami pembengkakan lebih cepat yang jika dibiarkan bisa beresiko fatal. 

Setiap orang memiliki kemampuan berbeda menghadapi toleransi pembengkakan otak, namun ini bukan ajang coba-coba. Beberapa resiko yang bisa timbul akibat pembengkakan yang terus berlanjut, di antaranya:

1. Menimbulkan kerusakan fungsi otak secara permanen
Jika otak dibiarkan terus membengkak tanpa adanya penanganan, kemungkinan otak tidak bisa berfungsi kembali. Hal ini bisa menyebabkan dampak kerusakan yang permanen. Jadi meski pasien sembuh dan selamat dari serangan stroke, namun pasien terancam mengalami kelumpuhan fisik yang sulit disembuhkan dengan terapi apapun atau minimal membutuhkan masa pemulihan yang sangat lama.

2. Pembengkakan bisa menekan bagian otak yang masih sehat 
Bagian otak yang tidak mendapatkan asupan darah sangat berpotensi mengalami kerusakan. Jika bengkaknya menekan bagian otak yang sehat, tentu menambah luas area otak yang mengalami kerusakan dan berpotensi menambah luas dampak yang bisa ditimbulkan.
Yang paling fatal jika pembengkakan sampai menekan bagian batang otak. Karena kerusakan fungsi batang otak bisa menyebabkan pasien mengalami kelumpuhan secara total.

3. Menyebabkan pecahnya pembuluh darah
Dengan kata lain bisa menimbulkan terjadinya pendarahan. Penanganan stroke pada pasien yang mengalami pendarahan lebih beresiko dibandingkan yang mengalami penyumbatan. Terjadinya pendarahan yang terus menerus akan bisa menyebabkan terjadinya kematian.


28 Januari 2018

Tim dokter yang menangani suami saya menyarankan untuk segera dilakukan tindakan operasi. Untuk kasus stroke iskemik seperti suami saya, sebenarnya ada tindakan yang relatif lebih efektif dan murah, yaitu dengan dilakukan DSA (Digital Subtraction Angiography). Namun tindakan itu hanya bisa dilakukan pada pasien yang mengalami serangan stroke kurang dari 12 jam. Tim dokter tidak berani melakukan tindakan tersebut terhadap suami saya karena beresiko besar akan terjadinya pecahnya pembuluh darah pada titik terjadinya sumbatan.

Selama masa proses konsultasi kami dengan tim dokter, suami saya mendapatkan terapi obat yang salah satunya untuk menghambat laju pembengkakan pada otak. Terapi obat tersebut tetap diberikan baik kami setuju atau tidak dilakukannya tindakan operasi.

Selama proses pemberian obat berlangsung, suami saya ditempatkan di ruang ICU di bawah pengawasan 4 orang dokter spesialis, yaitu spesialis syaraf, spesialis penyakit dalam, spesialis THT, dan spesialis jantung.

Dua hari tanpa penanganan tepat membuat tingkat kesadaran suami saya yang seharusnya meningkat setelah diberikan tindakan, justru mengalami penurunan. Hal itu menyebabkan kemampuan fungsi organ yang juga mengalami penurunan, termasuk kinerja jantung dan pernafasan. Itulah kenapa harus melibatkan dokter spesialis jantung dan spesialis THT.


29 Januari 2018

Alhamdulilllah ... terapi obat yang diberikan memberikan hasil positif. Dalam 24 jam tingkat kesadaran suami saya meningkat. Secara medis, bisa dikatakan suami saya sudah melewati masa kritis. Kalau kata dokter, tidak dioperasi pun, suami saya bisa tetap hidup. Tapi tentu dengan resiko kerusakan otak yang belum bisa diprediksi dan masih mungkin terus bertambah selama masa terapi berlangsung, karena pembengkakan otak yang dialami suami tidak bisa diprediksi sampai kapan akan terjadi. Dokter tetap menyarankan dilakukan operasi sebagai ikhtiyar maksimal agar potensi kerusakan otak bisa ditekan seminimal mungkin dan dengan harapan bisa pulih lebih cepat.

Setelah berunding, akhirnya kami sepakat memilih opsi dilakukan operasi. Lebih cepat dilakukan tindakan akan lebih baik, begitu saran dokter. Jadi hari itu juga segala persiapan dilakukan untuk pelaksanaan operasi di kepala suami, yaitu membuka sebagian tengkoraknya. Besar harapan kami semua, ini menjadi langkah terbaik kami untuk kesembuhan suami saya.


*bersambung...


#SemingguTigaPostingan
#day11

Thursday, March 14, 2019

Nikmati Nabeez dan Dapatkan Manfaatnya


Air Nabeez Kurma Sukari

       Sejak 25 Januari 2018, hari pertama saya menemani suami di rumah sakit -ketika beliau sakit-, saya jadi jarang merasa lapar. Pernah ketika menunggu itu, dalam sehari saya hanya makan seporsi bubur ayam yang sempat saya lupakan keberadaannya semenjak pagi. (Alhamdulillah belum basi.) Saya baru memakannya lewat tengah hari dan tidak makan apa-apa lagi hingga keesokan harinya. Mungkin karena pikiran saya lebih fokus kepada suami yang terbaring sakit serta empat anak yang saya tinggalkan di rumah. (Ah, pingin mewek kalau ingat, huaaa...)

       Ada cukup makanan di meja dan di dalam lemari kecil ruang rawat inap yang ditempati suami. Tapi saya seperti tidak punya waktu meski sekadar untuk melihatnya. Biasanya makanan-makanan buah tangan teman-teman dan kerabat suami itu lebih sering saya bawa pulang untuk diberikan kepada anak-anak. Ya, setiap malam sekitar pukul 21.00 - 22.00 saya biasanya pulang ke rumah, lalu kembali ke RS pagi harinya. Butuh waktu sekitar satu jam perjalanan naik mobil dari RS ke rumah. Lumayan jauh, tapi tetap saya lakukan demi si bungsu yang masih ngASI. (Mungkin seperti mimpi buat dia, karena setiap saya datang, dia biasanya sudah tidur, dan saya berangkat lagi sebelum dia bangun, hiks.)

       Makan saya memang tidak banyak, tapi menjadi lebih sedikit dan lebih jarang lagi sejak suami sakit. Apalagi sebelumnya saya memang biasa sarapan buah saja di pagi hari. Dengan mengunyah buah secukupnya di pagi hari, saya bisa lupa makan setelahnya. Kalau akhirnya saya memasukkan sesuatu ke dalam mulut untuk dimakan, itu karena saya ingat punya kewajiban untuk memenuhi hak tubuh saya. Apalagi saya yang fulltime mengurus suami sempat drop beberapa hari waktu itu. Alhamdulillah, ada yang membantu mengurus empat anak saya selama saya fokus mengurus suami.

       Dari RS, saya lanjutkan mengurus suami di rumah. Menjadi istri, teman bicara, dokter, perawat, ahli gizi, sekaligus terapis suami menjadi aktivitas rutin saya di rumah. (Akhirnya semua cita-cita di bidang kesehatan yang dulu pernah terlintas, terealisasi juga, huhu...) Meski anak-anak sudah ada yang mengurus, untuk beberapa keperluan terkadang mereka masih mencari saya. Sebesar apapun usaha saya untuk menikmati semua kesibukan itu, kadang-kadang tubuh saya merasakan lelah, minta diistirahatkan sejenak.

       Waktu terus berjalan, hingga tak terasa sudah mendekati ramadhan kala itu. Ketika saya membeli beberapa kebutuhan di toko langganan, tidak sengaja saya melihat kurma Tunisia. Sudah lama tidak makan kurma, saya pun membelinya sebungkus. Sengaja saya pilih yang banyak isinya karena itu adalah kurma kesukaan saya. Hingga saat itu, kurma Tunisia memang menjadi kurma favorit saya.

       Biasanya saya mengonsumsi kurma dengan cara dimakan biasa. Ternyata mengunyah 3 atau 5 atau 7 butir kurma cukup membutuhkan waktu buat saya yang kalau mengunyah makanan suka lama. Tiba-tiba saya teringat bahwa kurma bisa dinikmati dengan cara berbeda. Cara yang sama yang biasa dipakai Rasulullah dalam menikmati buah kurma. Sudah cukup lama saya mengetahuinya, tapi saya belum pernah mencobanya. Pembuatannya tidak jauh berbeda dengan proses membuat infused water. Yaitu dengan merendam buah kurma di dalam air atau biasa dikenal dengan sebutan Nabeez.

       Pertama kali membuat air nabeez, saya tidak memperhatikan lama waktu merendamnya, karena saya lupa kalau sedang menyiapkan nabeez. Begitu ingat dan mencicipinya, saya langsung jatuh cinta. Rasa air rendaman kurmanya enak, manis dari kurmanya berasa. Begitu juga rasa kurmanya, menjadi makin lezat karena manisnya sudah berkurang. Membuat kurma Tunisia matang yang sangat manis itu menjadi terasa seperti kurma Tunisia segar dengan rasa manis yang pas di lidah saya. Selain itu, teksturnya juga jadi sangat lembut sehingga lebih mudah dikunyah dan ditelan. Mengonsumsi nabeez benar-benar menjadi cara menikmati kurma yang lezat dan praktis.

Cara mudah membuat air nabeez

       Sejak saat itu, saya hampir selalu menyantap kurma dengan dijadikan nabeez terlebih dahulu. Memasuki bulan ramadhan, saya pernah lupa belum menyiapkan air nabeez, padahal waktu berbuka tinggal beberapa jam lagi. Untuk mempercepat proses kurma menjadi cepat lembek, saya pun menggunakan air panas. Dari sisi rasa dan lembutnya kurma, cara ini berhasil, tapi saya tidak tahu pasti bagaimana kadar gizinya. Apakah berkurang karena penambahan air pada suhu panas atau tidak. Jadi penambahan air panas saya lakukan hanya ketika kondisi darurat saja, demi bisa menikmati buah kurma dengan cara direndam air.

       Selain rasanya yang lezat, mengonsumsi air nabeez nyata terasa manfaatnya buat saya. Mata yang menjadi gelap saat saya tiba-tiba bangun dari posisi duduk yang pernah saya rasakan ketika lupa makan, tidak terasa lagi. Air nabeez benar-benar memberi saya cukup energi. Saya jadi tidak khawatir lagi meski lupa makan. Selama puasa, air nabeez menjadi solusi praktis sebagai sajian berbuka dan sahur. Berbuka dengan air nabeez yang dibuat dari 7 butir kurma mampu menyumbang kalori yang membuat saya kuat tidak makan hingga saat sahur tiba.

       Selain manfaat nyata yang sudah saya buktikan, masih banyak manfaat lainnya. Berikut ini beberapa di antara manfaat air nabeez yang saya rangkum dari berbagai sumber:
  1. Membantu Proses Detoksifikasi
  2. Membantu Proses Metabolisme
  3. Membersihkan Sisa Metabolisme
  4. Meningkatkan Fungsi Pencernaan
  5. Menurunkan Kadar Keasaman pada Lambung
  6. Menstabilkan Tekanan Darah
  7. Membantu Menghilangkan Kolesterol Jahat dalam Tubuh
  8. Membantu Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
  9. Membantu Memperbaiki Masalah Hati dan Limpa
  10. Sangat Baik Dikonsumsi oleh Ibu Hamil dan Menyusui

       Alhamdulillah ... setelah hampir enam bulan saya tidak menikmati nabeez, kemarin saya bisa menikmatinya lagi. Kali ini saya tidak memakai kurma Tunisia, tapi memakai kurma Sukari, karena saya memang memesan kurma Sukari. Kalau dikonsumsi langsung, kurma Tunisia dan kurma Sukari terasa bedanya. Namun jika dijadikan nabeez, perbedaannya tidak terlalu kentara. Rasa lezat dan lembutnya kedua jenis kurma tersebut setelah direndam air beberapa jam, hampir sama.

       Sebetulnya sudah sejak lama saya ingin membeli kurma, tapi agak sulit juga mendapatkannya. Begitu ketemu di super market langganan, saya tidak jadi beli karena harganya kurang bersahabat buat saya. Entah memang harga kurma yang tinggi atau karena bukan bulan ramadhan jadi yang menyediakan kurma belum banyak sehingga harganya menjadi tinggi.

       Alhamdulillah lagi ... saya mempunyai teman fb yang menjual kurma secara online. Harganya mungkin tidak terlalu jauh berbeda dengan di pasaran, tapi jaminan kualitas yang ditawarkan membuat saya tertarik membelinya.

       Kualitas buah-buahan yang akan dikonsumsi sangat penting, lho, termasuk buah kurma. Saya beberapa kali membeli kurma dengan harga murah (karena memang mencari yang murah). Tampilan luar kurmanya memang bagus, tapi begitu dibuka, bagian dalamnya kering dan di sekitar bijinya terdapat binatang-binatang kecil. Meskipun bisa dibersihkan tapi kan bikin be-te pas mau makan. Kurma yang seperti itu menunjukkan bahwa kualitas kurmanya tidak bagus atau bisa karena kurmanya sudah beredar cukup lama.

       Selain membeli kurma, ternyata saya juga mendapat kesempatan untuk bergabung sebagai reseller. Ini kesempatan emas, saya pun memutuskan untuk bergabung, sehingga saya bisa memperoleh dua keuntungan. Yaitu mendapatkan kurma berkualitas dengan mudah dan memiliki kesempatan memulai usaha. (Bismillah ... mohon doanya semoga jadi usaha yang berkah ya, Mak.)

       Nah, teman-teman ada yang belum mencoba menikmati air nabeez? Sok atuh, dicoba dan rasakan manfaatnya. Cara bikinnya gampang banget, kan? Kalau kesulitan mendapatkan buah kurmanya, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi saya. (*eh, hehe... sengaja...) Tapi kalau tidak mau ketagihan sih sebaiknya memang tidak perlu mencoba, haha... 


*tulisan ini diikutkan dalam tantangan SETIP bersama Estrilook

#SemingguTigaPostingan
#day10

Saturday, March 2, 2019

Seperti Apa Makna Rasa Kehilangan Bagimu?


Bersama ayah di Taman Nasional Baluran

Anak ke-4 bikin saya baper habis hari ini. Sudah biasa sih dia bikin saya baper lewat obrolan-obrolan kami tentang ayahnya, tapi tidak sebanyak hari ini. 

Kebaperan ini berawal dari keinginan si bungsu naik mobil. Si bungsu aka anak ke-5 yang biasa saya ajak wira-wiri kesana kemari rupanya kangen ingin naik mobil setelah hampir sepekan saya tidak mengajaknya kemana-mana. Jadilah tadi sore saya ajak dia dan dua kakaknya (anak ke-4 dan anak ke-3) ke rumah mbahyut-nya alias nenek saya. Jaraknya tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 1 km saja dari rumah.

Namun perjalanan itu melewati satu area pemakaman dan terjadilah obrolan yang bikin saya baper.

A4: "Ayah ada di sana ya, Bun?"
A3: "Ayah kan juga dimakamkan."
Me: "Ayah sudah dimakamkan, tapi bukan di sana. Adik Nuha sudah tiga kali ke makam ayah."
A3: "Aku nggak diajak."
Me: "Iya, nanti kalau kita ke Malang, kita ke makam ayah."

A4 alias anak ke-4 diam saja, tapi seperti biasa, dia pasti sedang memikirkan sesuatu. Mungkin dia sedang membayangkan hari-hari indah bersama ayahnya... (*saya mewek.)

Perjalanan berlanjut. Akhirnya anak ke-4 berkata lagi setelah dia sempat diam beberapa saat.

A4: "Aku kalau sudah tidur sering menangis."
A3: "Kok tahu, kan sudah tidur?"
A4: "Kalau mau tidur."
Me: "Kenapa, Mas?"
A4: "Ingat ayah."
Me: "Setiap mau tidur jangan lupa doakan ayah, ya..."

Lagi-lagi, ini tentang ayahnya. Anak ke-4 memang paling sering menanyakan ayahnya dan menyampaikan kerinduannya. Itulah obrolan kedua yang bikin saya baper hari ini. (*yaaa, saya mewek lagi dah.)

Obrolan ketiga yang bikin saya baper habis, terjadi menjelang anak ke-4 pergi tidur.

A4: "Kalau kita sudah meninggal semua, kita nanti dilahirkan lagi ya, Bun?"
Me: "Kenapa, Mas?"
A4: "Kita nanti kan akan meninggal juga kayak ayah, terus nanti kita semua apa akan dilahirkan lagi?"
Me: "Nggak dilahirkan lagi, Mas. Setiap hari akan selalu ada yang dilahirkan dan ada yang meninggal. Tapi nanti kita akan dihidupkan lagi."
A4: "Berarti bisa ketemu ayah?"
Me: "InsyaAllah ... kita akan bertemu ayah dan kita semua akan berkumpul di surga."
A4: "Aku sudah pingin ketemu ayah."
Me: "Ayo kita berdoa buat ayah. Semoga nanti kita bisa bertemu ayah dalam mimpi."

Begitulah anak ke-4 yang seringkali menyampaikan kerinduannya kepada sang ayah dan selalu sukses membuat saya mewek, seperti saat ini. Apalagi setelah melihatnya tertidur lelap, saya tidak bisa lagi menahan air mata dan akan menangis diam-diam.

Anak ke-4 ... usianya baru saja enam tahun ketika suami saya meninggal. Seperti anak kecil lainnya, dia sempat bermain-main di sekitar jasad ayahnya. Dia juga sempat menolak saat diminta mendekati ayahnya. Tapi akhirnya dia mau mendekat dan mencium pipi ayahnya. Setelah itu dia pun bermain-main lagi. 

Saat ayahnya akan dibawa ke pemakaman, rupanya dia sedang bermain di rumah sebelah dan baru kembali saat suami saya sudah di pemakaman. 

Dia pun bertanya, "Ayah ke mana?"
"Ayah sudah dibawa ke pemakaman, Sayang," jawab saya sambil memeluk dan menciumnya. 
Saya tidak memikirkan apakah dia paham ucapan saya atau tidak kala itu.

Malam harinya dia dibawa mbah-nya kembali ke kampung, sementara saya tetap tinggal di kota tempat suami saya menghembuskan nafas terakhirnya. Saya baru bertemu dia lagi sebulan lebih kemudian. 

Hal pertama yang diungkapkannya tentang kepergian ayahnya saat bertemu saya adalah keinginannya untuk meninggal sebentar saja agar bisa bertemu ayahnya. Ketika itulah saya tahu bahwa dia sangat merindukan ayahnya. Ayah yang sejak dia lahir hingga usianya enam tahun, hampir selalu hadir mengisi hari-harinya. Bukan berarti anak-anak yang lain tidak begitu. Hanya saja, anak ke-4 ini lahir saat suami saya memiliki banyak waktu di rumah hingga usianya satu tahun. Tahun-tahun berikutnya suami saya mulai bekerja dengan jam kerja yang longgar sehingga tetap mempunyai lebih banyak waktu bersama anak-anak.

Dia juga sempat mengungkapkan rencana kehidupan ke depan yang mirip atau bahkan sama dengan perjalanan hidup ayahnya. Dia mengatakan bahwa setelah lulus dari TK dia akan sekolah SD, SMP, SMA, kuliah, lalu menikah, dan kemudian meninggal, jadi bisa bertemu ayahnya di surga. 

Selama saya tidak bersamanya, dia biasa menanyakan tentang ayahnya kepada buliknya. Ternyata dari buliknya dia mendapat penjelasan bahwa ayahnya sudah lebih dulu ke surga dan nanti kalau dia sudah besar, sudah sekolah seperti ayah baru bisa bertemu ayah di sana. Maksud buliknya tentu untuk memotivasi dia agar rajin ke sekolah. Namun rupanya dia berpikir bahwa setiap manusia akan memiliki siklus yang kurang lebih sama seperti yang dialami ayahnya. Sepertinya karena hal ini juga dia jadi begitu takut saya tinggal. 

"Ah, anakku. Engkau mungkin masih terlalu kecil untuk mengerti. Yang engkau tahu hanyalah rindu dan keinginan untuk bertemu. Namun engkau mampu memaknai arti rasa kehilangan."

Bersama ayah di lokasi wisata Jeep Lava Tour Merapi

Pesan bunda untukmu, Nak.
Teruslah kau mengenang ayahmu. 
Kenanglah hari-hari indah yang dilaluinya bersamamu. 
Tirulah semangatnya dalam menuntut ilmu. 
Teladanilah sosoknya yang gemar membantu. 
Itu tidak akan sulit bagimu. 
Karena darahnya mengalir dalam darahmu.



#SemingguTigaPostingan
#day9

Wednesday, February 27, 2019

5 Langkah Mudah Memasang Regulator Tabung Gas


Gambar oleh tookapic pada Pixabay

Duluuu ... iya dulu ... jangankan pasang regulator ke tabung gas sendiri, masuk dapur saja, saya jarang sekali. Setelah menikah bagaimana? Hehe ... dulu itu maksud saya ya setelah menikah. Kalau sebelum menikah, apalagi ... masih ada mamak di rumah buat ditanyai bagaimana saya kecil dulu.

Semasa kecil, saya paling malas dengan urusan pekerjaan rumah. Sampai adik saya protes karena merasa selalu dia yang disuruh. Lha, kalau saya yang disuruh, saya selalu punya alasan. Paling sering secara tiba-tiba saya akan mengambil buku dan pensil. "Mau belajar, Mak," kata saya, haha... Tapi kalau soal ini, saya beneran belajar. Saya kan suka pelajaran matematika, ya saya kerjakan lah soal-soal di buku sampai habis. Tidak jarang saya kerjakan juga soal-soal di bab selanjutnya. Kalau sudah begitu, mamak tidak bisa bilang apa-apa, "nyeraaah", haha...

Kembali ke urusan dapur. Hingga menikah, saya belum pernah memasak sendiri. Paling banter ya saya membantu mengiris bawang atau mengupas buah dan sayur. Alhamdulillah, setelah menikah saya LDM (Long Distance Marriage) alias tinggal berjauhan dengan suami. Saya tinggal di Malang dan suami tinggal di Solo. Kami bertemu 2 pekan sekali selama weekend, kan eman-eman kalau waktunya dihabiskan buat urusan dapur, hehe... (Aseli, ini alasan yang dibuat-buat, kwkwkwk.)

Setelah kami tinggal bersama dan menempati rumah kontrakan, barulah pelan-pelan saya mulai belajar memasak. Apalagi sejak saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus jadi ibu rumah tangga (yaelah, jadi IRT aja pakai fokus-fokusan segala). Ketika masih sama-sama bekerja dan satu kantor, saya dan suami biasa masak bareng-bareng. Tentu saja suami yang lebih sering jadi pemeran utama, sementara saya sebagai pemeran pembantu, hehe...  Tapi setelah jadi IRT, otomatis saya yang jadi pemeran utama di dapur, gantian, sesekali suami tampil sebagai pemeran pembantu.

Lagi-lagi, semboyan "bisa karena biasa" membuat saya sedikit naik level di bidang memasak. (Sedikit, Maaak, karena soal rasa masakan, saya masih kalah jauh sama paksu, hihi... *cari tutup panci.) Bukan apa-apa sih, suami saya kerjanya fullday dan ada anak-anak, kalau harus selalu menunggu suami bisa-bisa saya dan anak-anak tidak makan, haha... Tidak hanya urusan memasak, semua hal yang berhubungan dengan dapur pun mulai saya atasi sendiri, termasuk berurusan sama tabung gas.

Meski awalnya "terpaksa", lama-lama saya jadi biasa. Tabung gas dan regulator menjadi sepaket yang tak terpisahkan dari keseharian saya di dapur. Dua hal itu sudah seperti teman saja rasanya. Malah kadang kalau pas suami yang memasang regulator dan gasnya ngambek (gas ngowos atau kompor tidak mau menyala), saya yang akhirnya harus turun tangan. Suami sih bisa mengatasinya sendiri, tapi karena itu butuh waktu dan suami masih ada pekerjaan lain, jadilah saya yang menggantikannya.

Berurusan dengan tabung gas ternyata tidak semenakutkan yang saya kira. Saya akan membagi pengalaman saya mengganti tabung gas berdasarkan hasil pengalaman saya beberapa tahun berurusan sama si biru dan si hijau. Sebelumnya, pastikan bahwa 5 hal penting sebelum memasak menggunakan kompor gas sudah diikuti dengan benar.

Nah, berikut ini adalah 5 langkah mudah memasang regulator tabung gas ala saya.

1. Memilih Regulator Yang Tepat

Regulator yang tepat adalah yang paling sesuai dengan tabung gas yang digunakan dan bisa menutup mulut tabung dengan sempurna. Cari saja regulator yang paling recommended. Bisa tanya-tanya teman atau tanya sama Mbah Google. Ibarat mencari jodoh yang klik, kadang memang tidak mudah, tapi pasti ada. Harga mahal juga bukan jaminan. Meski mahal, kalau tabung gas yang digunakan "mulut"-nya tidak sesuai dengan regulator yang digunakan, kadang masih suka timbul kebocoran gas. Padahal kunci keberhasilan pemasangan regulator adalah ketika sudah tidak ada sedikit pun gas yang keluar dari tabung.

2. Memilih Tabung Gas

Setelah mendapatkan regulator yang tepat, selanjutnya adalah memilih tabung gas yang baik. Tabung gas yang baik juga diulas di sini, namun ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yaitu volume tabung gas. Pastikan tabung gas yang dibeli volumenya penuh. (Tidak mau rugi kan, Mak, karena tabung gas yang baru dibeli isinya sedikit?) Selain menghindari "kerugian", memasang regulator pada tabung yang terisi banyak gas dengan tabung yang tersisa sedikit gas terkadang ada perbedaan.

Perbedaan itu timbul akibat tekanan dari gas di dalam tabung. Itulah kenapa, kadang-kadang ada bau gas tercium saat isi tabung gas tersisa sedikit. (Pernah mengalami tidak, Mak?) Itu terjadi karena tekanan yang sangat rendah dari dalam tabung yang bisa membuat regulator jadi tidak menutup mulut tabung secara sempurna. Penyebab lainnya bisa karena posisi tabung dan regulator yang kurang pas, atau mungkin selang gas yang tidak sengaja tersenggol sehingga memperngaruhi posisi regulator jadi sedikit bergeser.

3. Cek Rubber Seal 

Pastikan tabung gas yang akan digunakan ada rubber seal-nya. Rubber seal yang baik adalah yang masih utuh, tebal dan lentur. Tabung gas yang baru dibeli tidak menjamin rubber seal-nya juga baru, bahkan tidak jarang ada tabung gas yang tidak ada rubber seal-nya. Penampakan rubber seal yang sudah lama bermacam-macam, ada yang sudah tidak utuh (mungkin cuil atau terdapat robekan), ada yang sudah mulai menipis, dan ada juga yang keras atau kaku. Rubber seal dengan kondisi seperti itu tidak disarankan untuk digunakan, terutama bagi yang masih pemula memasang regulator gas. Karena sangat berpotensi menimbulkan kebocoran gas yang ditandai dengan suara mendesis atau ngowos saat digunakan. Setelah memastikan rubber seal dalam kondisi layak pakai, jangan lupa untuk memasukkan rubber seal ke mulut tabung.

4. Pasang Regulator dengan Benar

Setelah rubber seal dipasang, inilah saat yang paling mendebarkan, memasang regulator. Posisi regulator yang benar akan menentukan keberhasilan pemasangan regulator.

Caranya: letakkan regulator di mulut tabung pada posisi tegak lurus dengan tabung, lalu tekan sekuat mungkin dan putar tuas regulator searah jarum jam hingga tuas berada pada posisi 180 derajat. Perhatikan baik-baik, adakah suara mendesis? Jika tidak ada, maka itu artinya regulator sudah terpasang dengan benar.

Jika ada suara mendesis, lepas regulator. Coba untuk memperbaiki posisi rubber seal dengan mengeluarkannya terlebih dahulu, lalu memasangnya kembali. Kemudian lakukan langkah yang sama. Pastikan sudah tidak ada suara mendesis sebelum kompor gas digunakan.

5. Cobalah Menyalakan Kompor

Tidak jarang terjadi, regulator sudah terpasang dengan benar dan gas tidak ngowos, namun kompor tidak mau menyala. Untuk keadaan seperti ini, tidak perlu melepas regulator lagi. Coba saja ketuk perlahan bagian atas regulator beberapa kali sambil kembali mencoba menyalakan kompor. Tambah kekuatan ketukan secara bertahap jika kompor belum juga mau menyala. Biasanya tidak lama kompor sudah akan menyala. Kompor yang tidak mau menyala kemungkinan karena terjadinya sedikit penyumbatan aliran gas ke regulator, itulah kenapa dilakukan pengetukan pada regulator.

Jika pengetukan berulang sudah dilakukan dan kompor tetap tidak mau menyala, coba periksa selang gas. Karena beberapa regulator dibuat otomatis tidak bisa mengalirkan gas saat ada kebocoran pada selang gas.

Itulah 5 langkah mudah memasang regulator pada tabung gas. Asal semua langkah diikuti dengan benar, mengganti tabung gas tidaklah sulit dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Jadi, buat emak yang masih belum berani atau belum pernah mencoba, ayo mulai mengganti tabung gas sendiri.


*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangn SETIP bersama Estrilook
#SemingguTigaPostingan
#day8


Friday, February 22, 2019

Perhatikan 5 Hal Penting Ini Sebelum Memasak Pakai Kompor Gas


Sumber: Pixabay

Hari gini, ada tidak tetangga Emak yang belum berani memakai kompor gas? Atau jangan-jangan Emak sendiri yang phobi dekat-dekat kompor gas? (Nggak ye, Mak, itu kan perkakas tempur paling dibutuhkan, hehe...) Tetangga saya di kampung ada, Mak. Tapi memang dia ini generasi lama, istilahnya ABG alias Angkatan Babe Gue, hehe. Alasannya macam-macam, mulai dari tidak berani alias takut, tidak bisa, sama kaget lihat api yang tiba-tiba muncul. Eh, tapi buat yang suka kagetan, menyalakan kompor gas non elektrik yang berbunyi "jeglek" lalu tiba-tiba muncul api itu "sesuatu", lho, Mak.

Bisa karena biasa. Itulah proses yang secara sengaja atau tidak sengaja dilalui banyak orang sehingga menjadi biasa saja melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya. Kita yang dari lahir sudah ketemu kompor gas, mungkin tidak menemui kendala dalam menggunakannya. Bahkan dari kecil mungkin kita sudah belajar atau diajarkan menggunakannya. Tapi tentu tidak bagi sebagian orang yang lain.


Dari pengalaman saya menggunakan kompor gas selama 13 tahun (ini masa saya benar-benar "berurusan" sama dapur), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kompor gas agar aman. Berikut ini saya rangkum 5 hal penting dalam menggunakan kompor gas, beserta tips pada masing-masing poin yang saya tulis.


1. Perhatikan Kondisi Kompor Gas
Pastikan kompor gas tetap bersih, baik tampilan luarnya agar sedap dipandang, juga bagian dalamnya yang bisa mempengaruhi kelancaran aliran gas yang keluar. Sebagian dari kita mungkin hanya memperhatikan tampilan luarnya, tapi bagian dalamnya terlewati. Hati-hati, terutama untuk model kompor yang memungkinkan tumpahan minyak atau kuah mengenai bagian-bagian yang bisa mengganggu aliran gas. Selain itu, tumpahan minyak dan kuah juga bisa merusak komponen penting kompor gas, seperti pemantik atau alat elektrik yang digunakan pada kompor gas tertentu. Sayang kan, kalau kompor gas baru dipakai sebentar sudah rusak? Padahal kompor gas bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama dengan perawatan yang benar.

Tips:
  1. Pilihlah kompor gas yang menggunakan bahan anti karat dan yang mudah dibersihkan. 
  2. Bersihkan segera tumpahan minyak dan cairan lain setiap kompor selesai digunakan. Semakin lama dibiarkan bisa makin susah dibersihkan. 
  3. Hati-hati saat membersihkan bagian dalam atau bawah kompor gas, pada beberapa kompor gas (termasuk yang saya gunakan), bagian pinggirnya cukup tajam. Sebaiknya menggunakan sarung tangan tebal saat akan membersihkan. Hati-hati juga jangan sampai malah merusak pemantik kompor gas saat membersihkan, karena bagian ini cukup kecil.
2. Perhatikan Kondisi Selang
Pilih selang gas yang baik dan berkualitas untuk keamanan. Selang gas biasanya tersedia dalam dua pilihan, yaitu selang saja dan selang yang dilapisi pelindung logam. Pelindung logam sangat membantu jika di sekitar dapur ada "penghuninya" alias ada bianatang pengerat yang suka "mengasah" giginya pada selang gas. Namun lebih "sulit" dalam merawat kebersihannya. Karena harus menggeser-geser pelindung logam yang ada. Selain itu, tumpahan minyak atau kuah bisa merembet mengikuti selang gas yang jika tertutup pelindung logam, tumpahannya tidak begitu terlihat.
Jadi selain memilih selang yang baik, pastikan selang gas yang digunakan selalu dalam kondisi baik dan bersih. Menjaga kebersihan akan menambah panjang usia selang gas untuk tetap bisa digunakan dan juga bisa mencegah terjadinya kebocoran datang lebih cepat.

Tips:
Cek secara berkala kondisi sambungan selang gas dengan kompor. Ujung selang gas yang tersambung dengan kompor berpotensi mengalami kebocoran lebih besar. Karena biasanya lebih sering terkena minyak saat menggoreng atau terkena tumpahan kuah saat memasak masakan berkuah. Cara membersihkannya bisa menggunakan lap bersih yang dibasahi dengan air hangat. Tujuannya agar bila ada lemak yang menempel bisa lebih mudah lepas.

3. Gunakan Regulator Yang Berkualitas
Memilih regulator sangat penting dalam penggunaan kompor gas yang mudah dan aman. Berbagai merk regulator tersedia di pasaran, pilihlah yang paling banyak direkomendasikan oleh teman yang sudah pernah menggunakannya. Biasanya regulator yang baik memang cenderung lebih mahal sedikit harganya dari regulator yang biasa. Tapi demi keamanan, tentu perlu memilih yang lebih berkualitas. Hitung-hitung buat investasi jangka panjang kalau kata emak-emak zaman sekarang. Daripada membeli yang murah tapi bolak-balik harus ganti, kan mending yang mahalan dikit tapi awet. Setuju kan, Mak?

Tips:
Pilih regulator yang ada indikator volume gas dan pengukur tekanannya. Dengan begitu Emak bisa memantau isi gas, jadi tahu kalau gas sudah mau habis. Ini berhubungan juga dengan perencanaan dan pengaturan keuangan. Iya kan, Mak? Hehe...
Untuk mendapatkan informasi regulator yang berkualitas, bisa tanya sama Mbah Google, ye, Mak. Ini kan era digital, haha.

4. Memilih Tabung Gas
Seperti apa tabung gas yang baik? Lihat saja "penampilannya". Tabung gas yang baik memiliki penampilan visual yang cantik, dengan ciri-ciri: body mulus, tidak karatan, dan tidak penyok. (Perhatikan tabung gas ya, Mak, bukan body sendiri, hihi...)
Selain penampilan visual yang baik, pastikan ada logo SNI dan tulisan informasi tabung yang memuat kode produksi, nomor seri, serta bulan dan tahun pembuatan. Informasi yang lengkap bisa menjadi tanda bahwa tabung gas yang dibeli merupakan tabung gas resmi yang dikeluarkan oleh Pertamina.

Tips:
Kenali mulut tabung gas saat membeli. Kalau diperhatikan, ada 2 jenis mulut tabung yang berbeda, meski ini tidak selalu terjadi. Ini penting, karena ada beberapa jenis regulator yang hanya bisa cocok dengan salah satu mulut tabung. Tapi kalau satu tabung yang dibeli sudah cocok, tabung-tabung lain biasanya juga cocok. Karena umumnya tabung-tabung gas yang mereka jual berasal dari satu pabrik.
Oya, Mak, pastikan saat membeli tabung gas, di dalamnya ada rubber seal-nya, ya.

5. Perhatikan Kondisi Dapur
Setelah semua perlengkapan untuk memasak dengan kompor gas sudah siap, yang juga tidak kalah penting adalah kondisi dapur. Dapur harus memenuhi syarat sebagai dapur yang sehat dan aman, di antaranya: harus bersih dan cukup sirkulasi udara, terutama yang khusus sebagai saluran buangan asap dan bau yang muncul akibat proses memasak.

Tips:
Letakkan posisi kompor paling dekat dengan area pintu atau jendela, di mana sirkulasi udara bisa maksimal keluar-masuk.
Untuk dapur yang tidak memiliki jendela, pastikan untuk menyediakan cerobong asap yang bisa menyedot asap dari proses memasak.

Itulah 5 hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kompor gas. 5 hal tersebut akan membantu Emak memasak menggunakan kompor gas dengan aman dan nyaman. Jadi, buat Emak yang masih agak takut menggunakan kompor gas sudah tidak perlu khawatir lagi dan jangan ragu untuk memasak memakai kompor gas.

Selamat memasak dengan bahagia, Mak!


*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan SETIP bersama Estrilook

#SemingguTigaPostingan 
#day7

Tuesday, February 19, 2019

Nasi Goreng Wortel Bayam Bergizi



Nasi Goreng Bayam Wortel sarat gizi 


Masak menu apa hari ini, Mak? Kalau saya "wajib" rasanya ada menu sayuran di meja sebagai teman nasi hangat. Yang paling praktis tentu saja lalapan, tinggal petik dan makan. Aaah, segaaar dan kriyus-kriyus pastinya. Setelah lalapan sayur, menu pilihan saya selanjutnya adalah "kulupan" alias sayuran yang direbus tanpa tambahan bumbu. Eh, tapi jangan lupa, teman wajib lalapan dan kulupan-nya. Bisa pakai aneka sambal, bumbu pecel, atau pelengkap lainnya. 

Berhubung saya punya nasi sisa kemarin yang cukup banyak, hari ini saya memilih untuk membuat nasi goreng saja. Tapi nasi gorengnya tetap akan saya tambahkan sayuran segar. Masih ada stok wortel di kulkas dan bayam yang tumbuh subur di halaman. Dua jenis sayuran itu akan saya jadikan pelengkap nasi goreng istimewa kali ini. 

Karena akan menikmati nasi goreng ini berdua dengan si bungsu yang masih umur 2 tahun, saya membuat nasi goreng ini tanpa cabe di awal, tapi tetap pedas mantap di akhir, hehe... Penasaran? Langsung saja yuk, Mak, saya mau eksekusi semua bahan yang tersedia untuk membuat Nasi Goreng Wortel Bayam bergizi ini.

Bahan A
2 siung bawang putih,
2 siung bawang merah,
merica dan garam secukupnya.

Bahan B
2 batang bawang daun, iris agak kasar.
2 buah wortel ukuran sedang, potong dadu kecil saja, karena ada anak kecil yang akan ikut makan.
4 pucuk besar daun bayam, iris kecil-kecil.
1 buah tomat ukuran sedang, dibelah jadi 4 lalu diiris-iris kasar.
5 buah cabe rawit atau sesuai selera, diiris kecil-kecil.

Catatan: 
Bahan-bahan yang sudah diiris dan dipotong jangan dicampur, karena akan masuk penggorengan secara bergantian.

Tips:
Untuk menghindari kemungkinan terkena rasa pedas cabe, sebaiknya mengiris cabe dilakukan paling akhir.

Bahan C
2 piring nasi putih,
2 sendok makan minyak goreng,
2 butir telor ayam,
1 sendok makan kecap manis, dan
gula secukupnya.

Proses Memasak
  1. Haluskan bahan A, pakai ulekan saja, biar berasa effort-nya, haha...
  2. Siapkan bahan B dan C. Letakkan dekat dengan posisi kita menggoreng.
  3. Siapkan penggorengan. Masukkan 1 sendok makan minyak goreng lalu goreng acak telor ayam. Sisihkan hasilnya.
  4. Masukkan lagi 1 sendok makan minyak goreng sisanya, lalu tumis daun bawang sampai harum.
  5. Tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan, aduk-aduk sampai aroma bumbu tercium.
  6. Masukkan irisan wortel, tumis wortel sebentar saja atau sampai sedikit layu, tergantung selera.
  7. Masukkan nasi putih, telor yang sudah digoreng acak, dan irisan bayam. Aduk-aduk sampai bumbu merata.
  8. Masukkan irisan tomat, kecap dan gula secukupnya. Aduk-aduk kembali lalu koreksi rasa.
  9. Bila rasa sudah pas, angkat sebagian nasi dan sisihkan buat si kecil.
  10. Terakhir, tambahkan irisan cabe rawit ke dalam sisa nasi goreng di wajan. Aduk-aduk lagi agar rasa pedas merata.

Taraaa ... nasi goreng wortel bayam pedas yang kaya gizi siap untuk dinikmati. Rasanya lezat dan anak saya suka. Nasi goreng akan semakin nikmat kalau dilengkapi dengan krupuk yang tepat. Tapi stok krupuk di rumah lagi kosong, mau keluar membeli pas lagi turun hujan. Hiks...


*tulisan diikutsertakan dalam tantangan SETIP bersama Estrilook

#SemingguTigaPostingan
#day6

Friday, February 15, 2019

10 Langkah Mudah Mengurus Perpanjangan STNK 5 Tahunan



Tak terasa, ternyata sudah masuk bulan februari. Ada satu tanggal penting di bulan februari yang tidak boleh saya lewatkan. Agar tidak lupa, wajib buat saya untuk memasang alarm minimal sepekan sebelum tanggal itu tiba. Saya juga sudah menandai kalender di tanggal tersebut. Mungkin ada banyak pula orang yang menandai tanggal tersebut. Iya, itu adalah tanggal 14  Februari. Ada apakah gerangan? Tanggal 14 Februari adalah batas akhir masa berlakunya STNK alias Surat Tanda Nomor Kendaraan sepeda motor saya, hehe... (Kirain ada apa, Mak, hadeeeh....)

Pada 14 Februari 2019 ini, bukan hanya waktunya saya perpanjang STNK, tapi juga waktunya ganti plat nomor karena sepeda motor sudah berumur 10 tahun. Hmm, lagi-lagi, benar-benar tak terasa kalau sudah 10 tahun sepeda motor matic ini setia mendampingi saya dan keluarga wira-wiri di jalanan. Dari kota sampai ke desa, dari jalan lebar hingga gang-gang sempit. Luar biasanya lagi, sepeda motor merk Honda (yaelah, sebut merk, hihi...) ini meski keluaran Malang dan berplat nomor N, tapi dia menghabiskan hampir separuh usianya di (dekat) ibukota, Jakarta. "Petualangan yang hebat ya, Beat!" (Halah, kok jadi dramatis gini, ya? Ini mau ngomongin apain sih? Hehe...)

Kalau tahun-tahun sebelumnya yang menangani urusan beginian suami atau orang suruhan suami, tidak kali ini. Bukannya saya mau bersusah-susah ria, hanya berusaha mandiri saja dan mencoba untuk tidak selalu bergantung pada orang lain. (Kibas jilbab! Haha...) Selain itu, saya juga sedang berusaha menekan sebanyak mungkin pengeluaran yang tidak perlu, termasuk kalau harus membayar orang lain sebagai imbalan atas bantuannya. Kecuali ada yang mau dimintai tolong secara gratis, hehe. Eh, tapi paling saya juga nggak tega kalau hanya menyuruh saja, huhu... Mengurus hal beginian itu gampang-gampang susah dan butuh waktu tidak sebentar, itulah kenapa di jaman dulu ada banyak sekali calo yang menawarkan "jasanya". 

Alhamdulillah, ternyata mengurus pergantian plat ini tidak "serumit" yang sempat saya bayangkan. Prosesnya terbilang mudah dan sebetulnya bisa cepat kalau saja kemarin saya tidak membawa balita. Tapi ini khusus untuk pengurusan ganti plat kendaraan yang sesuai dengan daerah dikeluarkannya STNK, ya. Serta tidak ada hal-hal lain yang berkaitan dengan pengurusan kendaraan, seperti misalnya mau mutasi atau balik nama. Jadi murni hanya untuk mengurus perpanjangan STNK 5 tahunan. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan!

1. Datang ke kantor samsat setempat. Pastikan seluruh kelengkapan kendaraan, seperti: BPKB alias Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor, STNK, dan KTP asli dibawa. Btw, kendaraan yang mau diurus perpanjangannya adalah milik kita dengan nama kita yang tercantum sebagai pemiliknya, lho, ya. Kalau kendaraannya milik kita tapi atas nama orang lain, butuh satu persyaratan lagi yang mesti disiapkan, yaitu surat kuasa dari "pemilik" yang namanya tercantum di STNK. 

2. Parkir kendaraan di tempat dilakukannya cek fisik kendaraan. Jangan masuk tempat parkir, karena kendaraan juga perlu "dihadapkan" kepada petugas. Sebagai bukti kalau kendaraan yang mau diurus surat-suratnya dan diganti platnya itu ada wujudnya. Di tempat dilakukannya cek fisik ini, perhatikan antrian, jangan menyerobot. Biasanya kalau sedang ramai akan ada banyak kendaraan yang juga butuh pengecekan fisik kendaraan. Itu artinya proses akan dilakukan secara bergantian.

3. Datangi loket pendaftaran pengurusan STNK. Serahkan berkas asli berupa BPKB, STNK, & KTP. Nanti petugas akan memberikan selembar kertas yang harus diisi data-data kita dan kendaraan kita, serta selembar kecil kertas yang khusus untuk mencatat nomor rangka dan nomor mesin kendaraan. 

4. Kembali ke tempat cek fisik kendaraan. Serahkan kertas kecil tadi kepada petugas yang akan melakukan cek fisik kendaraan. Petugas akan menggunakan kertas kecil itu untuk melakukan pencatatan nomor rangka dan nomor mesin kendaraan dengan cara menempelkan kertas itu langsung ke tempat terteranya nomor rangka dan nomor mesin pada kendaraan. Caranya sama persis seperti kita menggambar uang koin dengan menempelkan langsung uang koin di bawah kertas lalu bagian atasnya kita gores-gores pelan menggunakan pensil. Yang hidup sejaman dengan saya pasti tidak bingung, hehe... (Selamat, artinya Anda sudah tua! Ssst, saya juga, hihi...) 

5. Menuju loket pemberian stempel. Bawa kembali berkas bersama hasil cek fisik ke loket ini untuk mendapatkan stempel resmi pengurusan STNK. Jangan lupa untuk memarkirkan kendaraan terlebih dahulu di tempat yang aman, karena proses selanjutnya akan membutuhkan waktu, bisa lama bisa sebentar, tergantung kelancaran proses yang dilakukan. Jadi, mulailah banyak-banyak berdoa semoga prosesnya lancar dan cepat. (Alamaaak, kayak mau lahiran aja, hehe...)

6. Menuju ke loket pengecekan kelengkapan berkas. Setelah mendapatkan stempel, bawa berkas ke loket pengecekan kelengkapan berkas. Pastikan berkas dimasukkan ke dalam map dan jangan lupa untuk menggandakan berkas-berkas yang kita bawa sebanyak masing-masing 3 lembar. Di sekitar lokasi pasti ada layanan fotokopi dan penjualan map yang ada kop POLRI-nya. Kalau mau lebih hemat, bisa bawa langsung fotokopiannya dari rumah. Jadi di samsat tinggal beli mapnya saja.

7. Menuju loket pengambilan nomor antrian. Bawa berkas yang sudah dicek ke loket ini untuk mendapatkan selembar berkas isian lagi. Isi lengkap berkas itu dan tukar dengan nomor antrian pembayaran di loket yang sama. Lalu tunggu panggilan dari petugas kasir yang menerima pembayaran.

8. Menuju loket kasir. Pastikan nomor yang dipanggil benar-benar nomor kita dan jangan lupa untuk menyiapkan sejumlah uang. Ada baiknya sebelum dipanggil kita sudah tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperpanjang STNK dan ganti plat nomor kendaraan. Kemarin saya dikenakan biaya Rp.357000,-. Setelah proses pembayaran kita akan langsung mendapatkan lembar Tanda Bukti Pelunasan Kewajiban Pembayaran (lembar berwarna coklat yang biasanya sepaket sama STNK).

9. Menunggu. Setelah pembayaran selesai silakan duduk dan menunggu panggilan untuk mendapatkan STNK dan plat nomor baru. Sebaiknya duduk di kursi tunggu yang lokasinya cukup dekat dengan loket tempat penyerahan plat nomor. Jadi pas nama kita dipanggil kita bisa mendengar dengan jelas dan bisa segera datang. 

10. Terakhir. Isi buku sebagai bukti kita telah menerima STNK dan plat nomor baru untuk digunakan selama 5 tahun ke depan. Ambil STNK dan plat nomor. Selesai! Silakan segera pulang, Anda pasti lapar, karena hari sudah siang, eh, haha... Btw, selamat berkendara dengan tenang selama setahun ke depan karena sudah ada STNK dan plat nomor baru yang berlaku secara sah dan legal.

Itulah 10 langkah mengurus perpanjangan STNK 5 tahunan yang terbilang cukup mudah dan relatif cepat. Kemarin saya menunggu agak lama untuk mendapatkan plat nomor. Rupanya saya pas lagi keluar ketika nama saya dipanggil. Karena saya tidak ada, plat nomor itu disimpan lagi dan saya tidak dipanggil lagi hingga saya mendatangi petugas dan menanyakannya. Saya terpaksa keluar masuk ruangan karena balita yang saya bawa tidak betah lama-lama duduk menunggu tanpa ada aktivitas mengasyikkan yang dilakukannya. Sampai mainan gadget aja dia sudah bosan. 

Oya, mengurus perpanjangan STNK bisa dilakukan sebelum tanggal masa berlakunya habis dan sebaiknya memang begitu. Karena kalau lewat dari tanggal masa berlaku habis sehari saja, kita akan dikenai denda yang besarnya sama dengan telat setahun. Eman-eman duitnya kalau harus bayar denda kan, mending dipakai buat ngebakso, lumayan bikin perut kenyang, hehe... 

Jadi, tidak perlu ragu-ragu lagi untuk mengurus perpanjangan STNK sendiri ya, Mak...


*tulisan diikutsertakan dalam tantangan SETIP bareng Estrilook

#SemingguTigaPostingan 
#day5