Wednesday, February 4, 2015

Kakap Asam Manis Pedas Sehat Alami

          Ikan adalah lauk kesukaan keluarga saya, terutama anak-anak. Berburu ikan menjadi kegiatan yang paling menyenangkan keluarga saya, mulai dari memancing di alam terbuka, di kolam pancing hingga berburu ikan di pasar ikan. Jauh dari daerah pesisir begitu membuat saya dan keluarga "tertekan". Haha, segitunya ya??? Hanya karena begitu sulitnya untuk bisa mendapatkan ikan segar. Kalau pun ada ikan, pastilah harganya sangat mahal, karena memang butuh usaha yang tidak mudah membawa ikan segar ke tempat yang jauh dari daerah pesisir. 
          Saat seperti itulah, mencari informasi tentang pasar yang menjual ikan dengan harga "murah" sangat dibutuhkan. Kalau di daerah Jakarta, lokasi pasar ikan terbesar dan termurah yang saya tahu adalah Pasar Ikan Muara Angke. Suasana di pasar ini sangat ramai, terutama pada malam hari. Hampir semua jenis ikan dapat diperoleh di sini. Dan perburuan pertama saya di pasar ini menghasilkan ikan kakap dengan ukuran yang lumayan besar buat saya. 
          Kakap adalah ikan yang bisa diolah dengan berbagai cara dan dapat dibuat menjadi berbagai jenis masakan. Salah satunya adalah hidangan favorit anak-anak, Kakap Asam Manis. Membuat Kakap Asam Manis seringkali membutuhkan cuka sebagai sumber rasa asamnya. Namun saya yang selalu mencegah dari menggunakan bahan-bahan non alami mencoba untuk membuat masakan ini tanpa cuka. Dan karena saya "sedikit" suka pedas, maka jadilah masakan "Kakap Asam Manis Pedas Sehat Alami" ini. Bahan-bahannya mudah didapat, dan cara membuatnya pun sederhana. Simak ya!

edisi kakap tanpa kepala

Bahan-bahan yang perlu disiapkan:

1 ekor kakap ukuran sedang atau besar,
2 buah jeruk nipis,
1 buah tomat ukuran besar,
5 buah cabe rawit, atau disesuaikan dengan level pedas yang diinginkan,
2 buah cabe hijau, dipotong memanjang seperti korek api,
2 buah cabe merah, dipotong memanjang seperti korek api,
1 buah bawang bombay, diiris melintang,
1/4 buah nanas, dipotong sesuai selera,
2 butir telur, dikocok lepas,
6 sdm tepung tapioka,
1 sdt merica bubuk,
garam dan gula secukupnya,
300 ml air, campurkan dengan 1 sdm tepung tapioka atau tepung maizena,
minyak untuk menggoreng.

Cara membuatnya mudah:
  1. Bersihkan ikan, ambil bagian dagingnya, lalu iris melintang. Kepala dan tulang jangan dibuang ya, tapi ikut diolah juga.
  2. Lumuri ikan dengan 1 buah jeruk nipis dan garam, lalu biarkan selama 15 - 30 menit.
  3. Uleg kasar tomat dan cabe rawit, bila suka bisa ditambahkan bawang putih (optional).
  4. Masukkan potongan ikan beserta tulangnya dalam kocokan telur, lalu masukkan dalam tepung tapioka yang sudah diberi garam dan merica bubuk. Jika suka balutan tepung yang agak tebal, tepung bisa ditambah. Kemudian campurkan saja sisa kocokan telur ke dalam campuran ikan dan tepung, biar sisa telur tidak mubazir, hehe ... Setelah itu ikan digoreng sampai garing.
  5. Tumis tomat dan cabe rawit yang sudah diuleg kasar hingga tercium aroma sedapnya. Menumisnya bisa menggunakan margarin, dengan catatan, jika pakai margarin, ketika menguleg tomat dan cabe rawit jangan diberi bawang putih ya ... 
  6. Masukkan irisan bawang bombay, cabe hijau, dan cabe merah. Tunggu hingga layu, lalu masukkan buah nanas.
  7. Masukkan campuran tepung tapioka dan air, aduk-aduk hingga mendidih.
  8. Beri garam dan gula secukupnya. Semakin banyak gula tentu semakin terasa manisnya, hehe...
  9. Setelah mendidih, masukkan ikan kakap yang sudah digoreng, aduk sebentar, lalu matikan apinya. Atau tata ikan kakap di piring saji, lalu siramkan dengan kuah asam manis pedasnya. Pilih saja cara yang sesuai dengan selera.
  10. Terakhir, namun perlu sebagai penambah kuat rasa asam, beri perasan jeruk nipis. Dan, taraaa ... Kakap Asam Manis Pedas Sehat Alami, siap disantap bersama nasi panas ...
Tips:
Sebaiknya tidak memasukkan air perasan jeruk nipis ke dalam masakan yang masih di atas api, karena bisa menimbulkan rasa sedikit pahit pada masakan. Jadi pastikan api sudah mati, atau masukkan saja air perasan jeruk nipis ketika hidangan sudah siap disantap.

Ok, selamat mencoba!!!

Tuesday, January 20, 2015

Berbakti Pada Orang Tua Yang Telah Renta



"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak-mu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
(QS. Al Israa': 23)

          Dalam beberapa ayat, Allah telah memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Namun dalam ayat ini ada perintah yang konkrit dari Allah, yaitu larangan mengucapkan kata "ah" kepada orang tua, larangan membentak mereka, dan perintah untuk mengucapkan perkataan yang mulia. Dan dalam ayat ini juga terdapat penekanan pada keadaan, yaitu saat keduanya (ibu-bapak) telah berusia lanjut.

          Sebelum menemui kematian, usia seseorang akan terus bertambah. Bertambahnya usia senantiasa diiringi dengan bertambah kuat atau bertambah lemahnya keadaan fisik seseorang. Mereka yang berumur panjang, ada kalanya siklus mereka kembali, yaitu dari seorang bayi kemudian kembali menjadi seperti bayi pada masa tuanya, kecuali mereka yang diberkahi dan dirahmati oleh Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Hajj ayat 5 berikut:
          "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun (kembali seperti bayi), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah."

           Pada beberapa keadaan, mungkin di antara kita pernah mendapati orang tua kita yang telah berusia lanjut terkadang menginginkan sesuatu yang sepintas menurut kita terasa "aneh". Tidak ubahnya seperti anak kecil, mungkin mereka (ibu-bapak kita) minta dibelikan es krim atau makanan lain yang biasanya lebih pantas diinginkan oleh anak-anak. Atau mungkin mereka akan mengajak kita untuk mengunjungi tempat-tempat yang di benak kita terlintas pikiran, "Sudah tua, buat apa sih berkunjung ke tempat seperti itu?" Tapi, itulah keadaan yang mungkin akan kita dapati dari ibu-bapak kita yang telah lanjut usia. Lalu bagaimana sikap kita saat menghadapi hal tersebut?

          Rasanya tidak berlebihan jika kita sebagai anak memaklumi hal tersebut. Bahkan keinginan-keinginan "aneh" mereka lebih pantas untuk kita ikuti, selama tidak menyimpang dari ketentuan-Nya. Sekiranya mereka memang belum sampai pikun, mungkin permintaan "aneh" mereka hanyalah sebagai bentuk tuntutan mereka yang ingin mendapatkan perhatian dari kita. Dan sudah seharusnya mereka mendapatkan perhatian dari anak-anaknya, sebagaimana perintah Allah untuk berbuat baik kepada ibu-bapaknya.

          Seorang bayi yang menginginkan sesuatu, mungkin masih bisa dialihkan pada hal lain ketika keinginan itu tidak bisa diwujudkan, mungkin dengan memberinya susu atau mainan lain. Misalnya kita tidak memenuhi tuntutannya (seorang bayi) pun, mungkin masih bisa dianggap sebagai pembelajaran agar tidak manja dan bisa menahan diri saat dia besar kelak. Namun bagaimana dengan orang tua?

          Dari sisi umur, kontrak mereka berada di dunia mungkin sudah tidak lama. Seorang bayi masih akan beranjak menjadi seorang pemuda yang kuat. Namun orang tua yang sudah seperti bayi, tidak akan pernah kembali lagi menjadi sosok yang kuat layaknya seorang pemuda. Masihkah kita akan berpikir dua kali untuk segera memenuhi semua keinginan mereka yang kita memiliki kemampuan untuk mewujudkannya?


          Saat orang tua kita telah renta dan lemah, masa kita bersama mereka mungkin tidak lama lagi. Jadi yang harus kita lakukan adalah melaksanakan semua yang Allah perintahkan melalui surah Al Israa' ayat 23 di atas, dan dari sekarang, penuhilah semua keinginan-keinginan mereka. Sungguh, tidak akan pernah merugi seseorang yang mengeluarkan hartanya sekadar untuk menyenangkan hati kedua orang tuanya, sebagaimana tidak akan meruginya seseorang ketika dia mengeluarkan hartanya untuk bersedekah.