Wednesday, March 2, 2016

Cerita Di Balik Siaga ODOP (2, habis)


Laptop rusak itu, tidak hanya mengganggu aktivitas nge-blog, tapi juga semua yang berhubungan dengan internet, termasuk ber-sosial media. Ah, gak kebayang kalau di era internet harus hidup tanpa sosmed. Kalau kata orang-orang perpajakan sih, bisa begini jadinya, "hari gini hidup tanpa sosmed, apa kata dunia?" Haha... Cari jalan, cari jalan.. tak ada laptop, minimal ada smartphone. Harus mulai melancarkan aksi, melobi yang punya doku (#lirik suami).

Alhamdulillah, dua minggu kemudian di acc, boleh beli smartphone. Alasan saya simple, pihak sekolah anak-anak berkoordinasi dengan walimurid melalui grup whatsapp (wa) dan bbm. Dengan ponsel yang saya pegang saat itu, tidak memungkinkan untuk dipasang aplikasi wa & bbm, kecuali di-upgrade dulu. Dengan kondisi ponsel yang memang "kurang sehat", daripada upgrade, saya memilih membeli. Dan karena saya gaptek, saya minta mas yang jual smartphone untuk langsung memasang dua aplikasi tersebut. Jadilah saya membawa pulang ponsel pintar dengan wa dan bb yang siap digunakan.

Wa siap, tapi boro-boro meminta walikelas anak-anak untuk memasukkan saya ke grup kelas, saya justru menghubungi teman SMU dan memintanya untuk memasukkan saya ke grup alumni. Sekitar 15tahun-an tidak bertemu, bisa dibayangkan seperti apa hebohnya grup itu. Ya, nostalgia masa SMU. Pernah dengar kan, masa-masa SMU adalah masa-masa paling indah. Setidaknya selama dua pekan saya terlena dan tenggelam bersama wa, sampai lupa kalau saya juga punya akun sosmed lain. Hihi...

Puas menikmati wa pada dua minggu pertama, sesekali saya mulai menjenguk akun fb. Kalau ingat fb, pasti terpikir untuk update status. Update itu ya kudu nulis. Kalau sudah ingat menulis, langsung deh ingat blog (lagi). Pernah mencoba intip-intip link blog saya lewat ponsel, tapi susah luar biasa. Entah karena jaringan yang memang lemmot, atau kapasitas ponsel yang kurang memadai. Jadinya saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan ber-wa. Lalu bertemulah saya dengan grup wa yang bertajuk kulwap (kuliah via whatsapp) seputar dunia Parenting and Marriage, melalui fb. Saya pun memilih untuk langsung bergabung, karena saya butuh banyak belajar mengenai ke-dua hal tersebut.

Setelah penantian panjang, dapat juga laptop yang baru. Namun ada kendala lain, yaitu pada modem. Entah karena lama tidak dipakai atau memang kualitas jaringan yang butuh di-upgrade, modem lama saya jadi super lemmot. Pas akhir tahun lalu sih, memang ada tawaran untuk tukar tambah modem sejenis dengan kualitas jaringan yang lebih tinggi. Tapi tawaran itu tidak terlalu saya hiraukan (salah saya ini mah). Jadi mesti menahan diri dulu untuk online via laptop dan membuka blog, tentu sambil lirak-lirik untuk mencari gantinya.

Akhirnya, minggu lalu saya mendapatkan modem pengganti sesuai keinginan. Semangat untuk menulis pun hadir kembali, yang saya wujudkan dengan langsung menjenguk blog serta mengisinya hari itu juga. Selang sehari kemudian, melalui grup kulwap Parenting and Marriage yang saya ikuti, saya mendapat info tentang ODOP dari mbak Julia Rosmaya. ODOP, One Day One Post, satu posting per hari, dengan tantangan menulis yang berbeda tiap pekannya. Hmm, sepertinya akan seru dan benar-benar menantang. Dengan semangat memakai wifi baru yang kenceng, dan niat menulis di blog yang tidak kalah kenceng, saya pun minta kepada mbak Julia untuk mengikutsertakan saya dalam komunitas ODOP.

Dan kini, saya telah tergabung dalam grup One Day One Post Batch 2 di wa, dan menjadi satu dari seratusan lebih anggotanya. Grup yang selalu ramai dan "on" hingga 24 jam membahas tentang blog dan kepenulisan. Ini mungkin bukan langkah awal saya dalam menulis, tapi di sinilah saya akan mulai mengukir sejarah untuk konsisten dan berkomitmen menulis setiap hari. Bravo ODOP! Semangaaat...

#OneDayOnePost
#keepwriting

Tuesday, March 1, 2016

Cerita Di Balik Siaga ODOP (1)


Ngomongin ODOP, ya ngomongin blog. Ngomongin blog, berarti ngomongin tulisan. Hehe... Saya pribadi sadar, sesadar-sadarnya bahwa blog itu dibuat ya untuk diisi dengan tulisan. Tapi ya, ternyata tidak mudah bagi saya untuk bisa menulis tiap hari, apalagi atas inisiatif sendiri. Kalau pun ada ide, kadang hanya sepintas lalu, kemudian mandeg saat akan meng-eksekusinya menjadi sebuah tulisan. Padahal rumus yang saya dapat tentang menulis cukup sederhana. Yang dibutuhkan hanyalah, menulis, menulis dan menulis. Karena memang tidak perlu menunggu mahir menulis untuk punya sebuah blog. Jadi yaaa, menulis saja! Tapi praktiknya, tetap beraaat... huhu... (Ih, lebay!)

Sebelum kenal blog, saya sudah lebih dulu belajar kepenulisan. Sekitar akhir tahun 2013, saya mulai bergabung dengan grup kepenulisan di sosial media, mengikuti training kepenulisan (fiksi dan non fiksi, pernah saya coba), hingga mengikuti event menulis. Dari teman-teman grup yang kebanyakan sudah profesional menulis itu juga, untuk pertama kalinya saya mengenal blog, sekaligus belajar kepada mereka. Nah, lho! Teruuus... (Jangan pelototin saya kayak gitu dong... hua...)

Saya mulai menulis di blog pada awal tahun 2014. Kebanyakan yang saya tulis adalah pengalaman pribadi. Terasa lebih mudah saja, seperti menulis diary. Namun karena menulisnya masih mengikuti suasana hati, jadinya ya, kadang menulis, kadang nggak. Hasilnya, 21 tulisan dalam setahun. (Hihi... tutup muka) Tapi kalau ada event, saya biasanya jadi semangat, sehingga bisa menyelesaikan tulisan sesuai tema yang diminta. Semoga di ODOP nanti juga bisa begitu, selalu semangat menerima tantangan yang diberikan. Amin...

Tahun berikutnya, saya lebih semangat untuk menulis. Saya sudah berencana untuk rutin menulis setiap bulan, kalau perlu postingan bertambah dari bulan ke bulan (niatnya). Hasilnya sih lumayan, rencana saya bisa berjalan hingga bulan ke-7. Tapi di bulan ke-8, laptop mengalami "kecelakaan" (jadi korban ketidak-sengajaan balita, haha...). Sempat mencoba dengan smartphone, tapi sangat tidak memuaskan, lelet luar biasa. Paling kesel, ketika tiba-tiba keluar (sendiri) dari aplikasi blog saat nulis belum selesai. Dan setelah mencoba masuk lagi, tulisan sudah nggak ada. Alhasil, sejak itu, aktivitas nge-blog pun jadi terhenti. (Hehe, alesaaan...)

*bersambung

#OneDayOnePost