Hujan deras |
Sebagai negara yang berada di kawasan tropis, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini bergantian dalam siklus masa tertentu selama satu tahun. Seharusnya masing-masing secara seimbang mengisi waktu dalam setahun tanpa ada ketimpangan, yaitu 6 bulan kemarau dan 6 bulan hujan. Namun perubahan iklim bumi membuat keseimbangan alam cukup terganggu, termasuk keseimbangan masa musim yang sedang terjadi.
Indonesia sempat mengalami kemarau cukup lama. Sehingga beberapa daerah mengalami kekeringan. Namun begitu datang musim hujan, yang terjadi kemudian cukup ekstrem, tidak seperti yang diharapkan. Kekeringan mungkin teratasi, tapi datang "ancaman" baru yang dianggap sebagai dampak datangnya musim hujan. Ya, musim hujan di beberapa daerah di Indonesia sudah identik dengan banjir yang kerap melanda. Bencana seperti tiada hentinya mengepung negeri ini dengan timbunya kekeringan saat hujan tak datang dan terjadinya banjir kala musim hujan tiba.
Hmm, ada tanda tanya besar. Seolah biang bencana yang terjadi adalah karena hujan. Kasian hujan, ia tak datang salah, ia datang pun dianggap bikin susah. Apakah sebenarnya salah hujan? Bukankah Allah sudah menciptakan bumi dan semua yang berhubungan dengannya, termasuk hujan, dalam porsi yang seimbang? Mungkin sudah waktunya kita melakukan perenungan mendalam atas berbagai fenomena alam yang terjadi tidak seperti harapan kita.
Tentang hujan, Allah menjelaskan dalam Al Quran surat Az Zukhruf ayat 11,
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya: "Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (ukuran tertentu yang diperlukan), lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)."
Dalam Ensiklopedia Al-Qur'an tulisan Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, beliau menulis penjelasan ayat 11 surah Az Zukhruf sebagai berikut:
"Dan yang menurunkan hujan dari awan menurut kadar yang diperlukan dan sesuai dengan kemaslahatan, lalu Kami hidupkan dengan hujan itu negeri yang mati dan tandus, seperti itulah kalian akan dikeluarkan dalam keadaan hidup dari dalam kubur untuk dihisab dan diberi balasan."
Dengan kata lain, air hujan yang Allah turunkan itu sudah sesuai dengan kebutuhan manusia, tidak kurang dan tidak lebih. Dalam suatu kajian ilmiah pernah disebutkan bahwa air yang turun dari langit lewat hujan, jumlahnya sama dengan air yang naik ke langit melalui proses penguapan. Kalau kemudian yang terjadi justru kekurangan air atau air menjadi berlebih maka sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang menghuni bumi memikirkan apa penyebabnya.
Di ayat yang lain Al-Qur'an menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah.
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Air sebagai sumber kehidupan akan selalu dicari dan dibutuhkan oleh seluruh umat manusia. Setelah musim kemarau yang cukup lama, semua makhluk pasti merindukan datangnya hujan. Tidak hanya manusia, tapi juga makhluk Allah yang lain seperti binatang dan tanaman. Beberapa binatang mengurangi aktivitasnya untuk menekan rasa haus pada musim kemarau. Sebagian tanaman juga menggugurkan daunnya sebagai cara untuk bertahan hidup selama musim kemarau. Mereka semua menunggu turunnya rahmat dari Allah berupa air yang turun dari langit. Adalah kesalahan ketika manusia menyambut datangnya musim hujan dengan gundah lantaran merasa terancam akan dampaknya.
Hujan adalah rahmat. Allah menurunkan hujan sebagai bentuk keberkahan. Yang dengan air hujan itu tanaman bisa kembali tumbuh dan mengeluarkan daunnya. Binatang-binatang pun bisa kembali beraktivitas setelah kebutuhannya akan air tercukupi dan melanjutkan tugasnya sebagai makhluk di bumi. Petani bisa kembali bercocok tanam. Peternak bisa menggemukkan binatang-binatang ternaknya dan mengisi kembali kolam-kolam ikannya dengan air yang selama kemarau tidak didapatinya. Kita bahkan bisa langsung merasakan segarnya aroma tanah basah setelah terkena air hujan. Tidak hanya itu, udara yang kita hirup setelah turun hujan juga terasa lebih bersih. Begitu besar manfaat hujan bagi kehidupan, serta membawa rahmat dan keberkahan.
Ketika hujan yang turun malah memunculkan masalah dan dianggap sebagai sumber musibah, sudah waktunya manusia sebagai makhluk Allah yang berakal memikirkannya. Sudah saatnya manusia berpikir kenapa sampai terjadi banjir dan bukan mempermasalahkan hujan yang turun. Jika kita mau jujur, banjir dan kekeringan sebagian besar terjadi karena kelalaian kita dalam menjaga alam yang sudah banyak memberi manfaat pada kehidupan kita. Hutan digunduli sehingga tidak ada lagi pohon yang bisa menyerap dan menyimpan air hujan. Akibatnya saat kemarau mudah sekali timbul kekeringan dan ketika hujan turun dengan cepat timbul banjir. Selain penggundulan hutan, penataan pembangunan yang tidak mengindahkan alam dengan mengabaikan saluran air menjadi masalah timbulnya banjir di daerah pemukiman.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa ketika hujan turun, yaitu اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً yang artinya: "Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat." Doa ini Rasulullah ajarkan kepada kita dengan tujuan agar Allah melipatgandakan rahmat dan keberkahan diturunkannya hujan. Semoga dengan membaca doa ini, Allah juga akan menghindarkan kita dari terjadinya musibah yang berpotensi menimpa kita meski itu akibat ulah kita.
Sungguh, betapa besar nikmat yang Allah selipkan di antara butiran-butiran air yang sudah Dia turunkan dari langit. Nikmat yang seharusnya bisa dirasakan tidak hanya oleh umat manusia, tetapi juga oleh seluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Namun seluruh makhluk yang ada di muka bumi malah terancam saat datang hujan diakibatkan oleh kelalaian segelintir manusia.
Kini musim hujan telah tiba. Semoga kita termasuk manusia-manusia yang diliputi rahmat dan keberkahan dengan memperoleh manfaat yang besar dari turunnya hujan.
Aamiiin yaa Robbal alamiiin....
*tulisan ini diikutsertakan dalam program SETIP bareng Estrilook
#SemingguTigaPostingan
#day12