|
Gerbang masuk Monumen dan Museum PETA |
Kemarin saya menemani Zahra melakukan kunjungan bersama teman-teman sekolahnya ke
Monumen dan Museum PETA di kota Bogor. Berangkat sekitar jam 6 pagi dari Pamulang--Tangerang Selatan, sekitar satu setengah jam kemudian kami sudah sampai di lokasi Monmus (Monumen dan Museum). Perjalanan bisa dibilang lancar. Mungkin karena arahnya yang menjauh dari Jakarta di pagi hari. Monmus ini berada di
Jalan Jenderal Sudirman Nomer 35 Bogor.
Tiba setengah jam lebih awal dari jadwal yang direncanakan, anak-anak, para guru dan orang tua menggunakan kesempatan itu untuk berfoto-foto di halaman luar Monmus. Terdapat dua patung besar, dua tank, dan satu prasasti di halaman depan itu. Kondisinya sangat baik dan terawat, sangat cocok untuk dijadikan teman ber-
selfie dan ber-
selwee ria. Lingkungan halamannya juga hijau dan sangat asri. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikannya dalam sebuah foto.
|
Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman |
|
Prasasti dari batu |
|
Tank yang begitu gagah dan bersih |
|
Jalan setapak yang dihiasi tanaman palm dan bunga-bunga |
Melewati gerbang masuk Monmus, seperti melewati terowongan berjarak pendek. Kanan kirinya merupakan bangunan museum yang sudah ada berdiri sejak tahun 1900-an. Dalam bangunan itu terdapat beberapa diorama yang menggambarkan jejak pembentukan PETA dan Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan cikal bakal terbentuknya TNI (Tentara Nasional Indonesia). Berikut ini beberapa di antaranya:
|
Kesepakatan tokoh-tokoh negara Indonesia untuk mengupayakan berdirinya PETA (tahun 1943) |
|
Kegiatan latihan di pusat pendidikan perwira PETA di Bogor (tahun 1943) |
|
Pembentukan bataliyon-bataliyon PETA di daerah-daerah (tahun 1944) |
|
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 |
|
|
Badan Keamanan Rakyat (BKR), cikal bakal TNI (22 Agustus 1945) |
|
Pemilihan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (12 November 1945) |
Dari diorama-diorama yang ada, nuansa Jepang begitu kental terlihat dari pakaian dan aksesoris yang digunakan tentara PETA. Berbicara tentang PETA memang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan tentara Jepang di negeri ini pada masa sebelum Indonesia merdeka, begitu kurang lebih penjelasan
guide museum yang ada di sana. Informasi detil mengenai hal tersebut bisa ditanyakan langsung saat berkunjung ke Monmus yaaa...
Di dalam museum juga terdapat beberapa koleksi senjata. Yang unik, ternyata senjata-senjata itu berbahan kayu, hanya mesinnya saja yang dari besi. Dan untuk sementara, senjata-senjata itu non aktif, karena bagian mesinnya dilepas. Senjata-senjata itu merupakan hasil rampasan para pejuang Indonesia dari tangan Jepang. Jepang sendiri memperoleh senjata-senjata itu dari hasil merampas milik tentara sekutu. Haha, begitulah perang.
|
Beberapa koleksi senjata yang ada di dalam museum |
Pemandangan halaman dalam Monmus tidak kalah menarik untuk dijadikan obyek foto-foto. Bangunan-bangunan lama yang khas, pepohonan yang rindang, serta jalan-jalan setapaknya yang bersih membuat saya betah berlama-lama duduk di kursi yang ada di beberapa sudut Monmus.
|
Halaman dalam Monmus |
Nah, tunggu apalagi? Masih ingin menikmati diorama yang lainnya? Ingin menikmati suasana sejuk bernuansa militer? Atau ingin menikmati
refreshing sarat ilmu, terutama tentang sejarah PETA? Segeralah berkunjung ke
Monumen dan Museum PETA di kota Bogor ini ya...
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#24