Wednesday, March 23, 2016

Sejenak Melepas Penat di Pringsewu

Melakukan perjalanan darat dengan roda empat, menjadi bagian episode hidup tersendiri buat saya dan keluarga. Kendaraan roda empat yang Allah percayakan kepada kami beberapa bulan sebelum kelahiran anak keempat, menjadi teman setia kami dalam menempuh perjalanan darat yang cukup panjang itu. Perjalanan yang "harus" kami lakukan untuk kepentingan anak-anak, sesuai tujuan kami memutuskan membeli kendaraan tersebut, disamping tujuan-tujuan lainnya.

Sejak kami pindah dari kota Malang menuju Tangerang Selatan, perjalanan darat menjadi lebih sering kami lakukan. Perjalanan pulang pergi Jakarta Malang menjadi agenda setengah tahunan rutin yang hampir selalu kami lakukan. Melakukan kunjungan rutin menjenguk satu anak kami yang di pesantren juga menjadi agenda rutin penting lainnya. Perjalanan yang cukup memakan waktu dan tenaga.

Dalam perjalanan itu, kami hampir pasti mampir di beberapa warung makan untuk sekadar isi perut sekaligus istirahat sejenak untuk melepas penat selama berkendara. Salah satu warung yang sempat kami hampiri adalah Restoran Taman Pringsewu, yang memang ada di beberapa tempat di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Restoran ini menjadi pilihan karena anak-anak sangat menyukainya dan memang menjadi satu restoran yang menurut kami sangat ramah anak. Berikut beberapa hal menarik yang ada di Restoran Taman Pringsewu kota Tegal.

Sesuai namanya, Restoran Taman Pringsewu, resto ini memang kesan "taman"-nya sangat terasa. Halamannya luas dengan desain eksterior yang menarik. Berbagai arena bermain alam ada di sana. Tempat makan berupa gazebo-gazebo untuk lesehan, sangat nyaman dan sangat cocok untuk keluarga dengan anak-anak yang masih kecil-kecil seperti kami. Tapi bagi yang ingin menikmati makan di atas meja--dan duduk di kursi, tempatnya juga tersedia cukup banyak.

ayunan dari ban


becak mini

Yang paling menarik buat anak-anak--khususnya anak-anak saya, adalah atraksi sulap kecil yang dipersembahkan oleh beberapa karyawan resto ini. Di samping sulap kecil, mereka juga tidak pernah lupa untuk memberikan balon yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Dan alat-alat sulap kecil yang mereka gunakan--berupa kartu, juga akan diberikan kepada anak-anak untuk dibawa pulang.

pojok khusus yang berisi alat-alat sulap, kalau berminat pengunjung bisa membeli
anak-anak sedang menunggu satu karyawan resto membentuk balon buat mereka

Di resto ini juga terdapat pojok khusus yang disebut "Gazebo Pintar". Di gazebo itu ada sebuah Magic Box, lukisan Dinosaurus 4 dimensi, dan alat-alat permainan yang menggunakan konsep fisika, salah satunya perambatan suara/bunyi.

Gazebo Pintar
 gambar dinosaurus 4 dimensi

Magic Box

Ada satu lagi yang sering menarik perhatian pengunjung resto ini. Di resto ini ada segerombolan pemusik yang membawa galon, terompet dan alat-alat sederhana lain. Jangan kaget ketika mereka tiba-tiba memainkannya di salah satu gazebo lesehan pengunjung atau di sekitar meja pengunjung. Mereka bukan pengamen lho. Tapi mereka memainkan alat musik itu biasanya atas permintaan tamu di gazebo atau meja yang dimaksud. Itu karena satu dari pengunjung di situ biasanya ada yang lagi merayakan sesuatu, seperti ulang tahun dan hari jadi pernikahan.

segerombol pemusik sedang beratraksi

Resto ini juga menyediakan ruang khusus bagi ibu-ibu yang akan menyusui anaknya. Dan bagi yang ingin merasakan sensasi menikmati sajian resto di ketinggian, di sini juga ada rumah pohon yang bisa ditempati.

ruang untuk ibu menyusui

Beberapa kenyamanan lainnya, resto ini menyediakan tempat parkir yang tersebar di banyak tempat. Bahkan pengunjung bisa memilih untuk parkir di depan gazebo yang mereka pilih untuk tempat mereka makan. Fasilitas umum juga tersedia cukup di sini, yaitu toilet dan kamar mandi. Dan tentu saja, bagi yang muslim, di sini juga terdapat musholla untuk tempat beribadah.

Nah! Kalau teman-teman sedang melakukan perjalanan darat yang cukup jauh dan melintasi kota-kota yang terdapat Restoran Taman Pringsewu di sana, jangan ragu-ragu lagi untuk mampir ya. Nikmati sajian yang ada di sana, dan istirahatlah sejenak sembari menunggu makanan siap dihidangkan.


#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#18

Monday, March 21, 2016

Doa dan Harapan Bunda

Hari jumat pekan lalu, seharusnya menjadi jumat kelima anak keempat saya ikut sholat jumat ke mesjid. Tapi batuk pileknya lumayan mengganggu--meler sangat, sehingga saya mencegahnya ikut. Karena saya khawatir "pileknya" akan mengganggu kehusyukan sholat ayahnya.

Anak keempat saya--laki-laki, usianya empat tahun september nanti. Tentu sholat jumat menjadi ibadah wajib baginya saat besar nanti. Saya sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk memulai pembiasaan pergi ke mesjid ini sedari dini. Tadinya kisaran usia lima tahun, akan saya pilih sebagai awal dia memulainya. Namun, lima jumat yang lalu, hal itu sudah mulai dilakukan.

Satu hal yang ingin saya ajarkan kepada anak laki-laki saya ini. Yaitu dia mengerjakan sesuatu--yang baik, karena dia memang ingin melakukannya. Bukan karena terpaksa dan dipaksa. Apalagi urusan pergi ke mesjid untuk sholat jumat. Sebisa mungkin harus karena keinginannya sendiri. Seperti yang terjadi lima jumat lalu.
"Ayah, mau ke mana?" tanya anak saya, dimana dia memang sudah biasa melihat ayahnya ke mesjid.
"Ya, ke mesjid laaah!" jawab ayahnya.
"Adik, mau ke mesjid juga?" tanya saya tanpa ada maksud apa-apa. Yang biasanya saya lanjutkan dengan mengatakan, "Nanti, ya, kalau sudah besar."
Tapi saat itu saya tidak melanjutkan dengan kata-kata yang sama, dan dia minta untuk ikut. Karena dia pas barusan mandi, masih wangi dan memakai baju rapi, ayahnya memilih untuk menurutinya. Dan ternyata, kesan ke mesjid hari jumat untuk pertama kalinya ini, benar-benar "menggoda". Jadilah jumat-jumat berikutnya dia kembali ikut dan ikut lagi, hingga jumat keempat.

Mungkin itu hal yang biasa dilakukan oleh para orang tua untuk melatih pembiasaan yang baik bagi anak-anak. Saya pun begitu. Tidak hanya itu, saya ingin anak-anak tidak hanya terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, tapi juga memiliki kemampuan menjaga untuk tetap selalu melakukannya. Atau bahasa kerennya, istiqomah. Termasuk dalam urusan sholat.

Bacaan-bacaan tentang biografi para sahabat dan tokoh-tokoh islam dunia, banyak mempengaruhi harapan-harapan saya terhadap anak-anak. Juga dalam hal keitiqomahan, yang saya begitu terkesan dengan sosok Sultan Muhammad al Fatih yang sholatnya selalu terjaga sejak usia belianya. Dan itulah yang saya harapkan pada anak laki-laki saya. Harapan-harapan besar yang tidak cukup hanya dengan pembiasaan saja, tapi juga dibutuhkan doa dari kedua-orangtuanya.

"Anakku, meski di jumat kelima kemarin, ikut ke mesjidnya harus tertunda karena bapil, semoga jumat-jumat selanjutnya Allah senantiasa memberikan kesehatan padamu, dan memudahkan langkahmu menuju mesjid-Nya. Amin..."


#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#15