Hari jumat pekan lalu, seharusnya menjadi jumat kelima anak keempat saya ikut sholat jumat ke mesjid. Tapi batuk pileknya lumayan mengganggu--meler sangat, sehingga saya mencegahnya ikut. Karena saya khawatir "pileknya" akan mengganggu kehusyukan sholat ayahnya.
Anak keempat saya--laki-laki, usianya empat tahun september nanti. Tentu sholat jumat menjadi ibadah wajib baginya saat besar nanti. Saya sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk memulai pembiasaan pergi ke mesjid ini sedari dini. Tadinya kisaran usia lima tahun, akan saya pilih sebagai awal dia memulainya. Namun, lima jumat yang lalu, hal itu sudah mulai dilakukan.
Satu hal yang ingin saya ajarkan kepada anak laki-laki saya ini. Yaitu dia mengerjakan sesuatu--yang baik, karena dia memang ingin melakukannya. Bukan karena terpaksa dan dipaksa. Apalagi urusan pergi ke mesjid untuk sholat jumat. Sebisa mungkin harus karena keinginannya sendiri. Seperti yang terjadi lima jumat lalu.
"Ayah, mau ke mana?" tanya anak saya, dimana dia memang sudah biasa melihat ayahnya ke mesjid.
"Ya, ke mesjid laaah!" jawab ayahnya.
"Adik, mau ke mesjid juga?" tanya saya tanpa ada maksud apa-apa. Yang biasanya saya lanjutkan dengan mengatakan, "Nanti, ya, kalau sudah besar."
Tapi saat itu saya tidak melanjutkan dengan kata-kata yang sama, dan dia minta untuk ikut. Karena dia pas barusan mandi, masih wangi dan memakai baju rapi, ayahnya memilih untuk menurutinya. Dan ternyata, kesan ke mesjid hari jumat untuk pertama kalinya ini, benar-benar "menggoda". Jadilah jumat-jumat berikutnya dia kembali ikut dan ikut lagi, hingga jumat keempat.
Mungkin itu hal yang biasa dilakukan oleh para orang tua untuk melatih pembiasaan yang baik bagi anak-anak. Saya pun begitu. Tidak hanya itu, saya ingin anak-anak tidak hanya terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, tapi juga memiliki kemampuan menjaga untuk tetap selalu melakukannya. Atau bahasa kerennya, istiqomah. Termasuk dalam urusan sholat.
Bacaan-bacaan tentang biografi para sahabat dan tokoh-tokoh islam dunia, banyak mempengaruhi harapan-harapan saya terhadap anak-anak. Juga dalam hal keitiqomahan, yang saya begitu terkesan dengan sosok Sultan Muhammad al Fatih yang sholatnya selalu terjaga sejak usia belianya. Dan itulah yang saya harapkan pada anak laki-laki saya. Harapan-harapan besar yang tidak cukup hanya dengan pembiasaan saja, tapi juga dibutuhkan doa dari kedua-orangtuanya.
"Anakku, meski di jumat kelima kemarin, ikut ke mesjidnya harus tertunda karena bapil, semoga jumat-jumat selanjutnya Allah senantiasa memberikan kesehatan padamu, dan memudahkan langkahmu menuju mesjid-Nya. Amin..."
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#15
Anak keempat saya--laki-laki, usianya empat tahun september nanti. Tentu sholat jumat menjadi ibadah wajib baginya saat besar nanti. Saya sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk memulai pembiasaan pergi ke mesjid ini sedari dini. Tadinya kisaran usia lima tahun, akan saya pilih sebagai awal dia memulainya. Namun, lima jumat yang lalu, hal itu sudah mulai dilakukan.
Satu hal yang ingin saya ajarkan kepada anak laki-laki saya ini. Yaitu dia mengerjakan sesuatu--yang baik, karena dia memang ingin melakukannya. Bukan karena terpaksa dan dipaksa. Apalagi urusan pergi ke mesjid untuk sholat jumat. Sebisa mungkin harus karena keinginannya sendiri. Seperti yang terjadi lima jumat lalu.
"Ayah, mau ke mana?" tanya anak saya, dimana dia memang sudah biasa melihat ayahnya ke mesjid.
"Ya, ke mesjid laaah!" jawab ayahnya.
"Adik, mau ke mesjid juga?" tanya saya tanpa ada maksud apa-apa. Yang biasanya saya lanjutkan dengan mengatakan, "Nanti, ya, kalau sudah besar."
Tapi saat itu saya tidak melanjutkan dengan kata-kata yang sama, dan dia minta untuk ikut. Karena dia pas barusan mandi, masih wangi dan memakai baju rapi, ayahnya memilih untuk menurutinya. Dan ternyata, kesan ke mesjid hari jumat untuk pertama kalinya ini, benar-benar "menggoda". Jadilah jumat-jumat berikutnya dia kembali ikut dan ikut lagi, hingga jumat keempat.
Mungkin itu hal yang biasa dilakukan oleh para orang tua untuk melatih pembiasaan yang baik bagi anak-anak. Saya pun begitu. Tidak hanya itu, saya ingin anak-anak tidak hanya terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, tapi juga memiliki kemampuan menjaga untuk tetap selalu melakukannya. Atau bahasa kerennya, istiqomah. Termasuk dalam urusan sholat.
Bacaan-bacaan tentang biografi para sahabat dan tokoh-tokoh islam dunia, banyak mempengaruhi harapan-harapan saya terhadap anak-anak. Juga dalam hal keitiqomahan, yang saya begitu terkesan dengan sosok Sultan Muhammad al Fatih yang sholatnya selalu terjaga sejak usia belianya. Dan itulah yang saya harapkan pada anak laki-laki saya. Harapan-harapan besar yang tidak cukup hanya dengan pembiasaan saja, tapi juga dibutuhkan doa dari kedua-orangtuanya.
"Anakku, meski di jumat kelima kemarin, ikut ke mesjidnya harus tertunda karena bapil, semoga jumat-jumat selanjutnya Allah senantiasa memberikan kesehatan padamu, dan memudahkan langkahmu menuju mesjid-Nya. Amin..."
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#15
Amin, semoga dimudahkan langkahnya ya mbk
ReplyDeleteAmin mbak Mudah, terima kasih...
Deletenice story :)
ReplyDeletethankyou Cicilia :)
Delete