Wednesday, February 27, 2019

5 Langkah Mudah Memasang Regulator Tabung Gas


Gambar oleh tookapic pada Pixabay

Duluuu ... iya dulu ... jangankan pasang regulator ke tabung gas sendiri, masuk dapur saja, saya jarang sekali. Setelah menikah bagaimana? Hehe ... dulu itu maksud saya ya setelah menikah. Kalau sebelum menikah, apalagi ... masih ada mamak di rumah buat ditanyai bagaimana saya kecil dulu.

Semasa kecil, saya paling malas dengan urusan pekerjaan rumah. Sampai adik saya protes karena merasa selalu dia yang disuruh. Lha, kalau saya yang disuruh, saya selalu punya alasan. Paling sering secara tiba-tiba saya akan mengambil buku dan pensil. "Mau belajar, Mak," kata saya, haha... Tapi kalau soal ini, saya beneran belajar. Saya kan suka pelajaran matematika, ya saya kerjakan lah soal-soal di buku sampai habis. Tidak jarang saya kerjakan juga soal-soal di bab selanjutnya. Kalau sudah begitu, mamak tidak bisa bilang apa-apa, "nyeraaah", haha...

Kembali ke urusan dapur. Hingga menikah, saya belum pernah memasak sendiri. Paling banter ya saya membantu mengiris bawang atau mengupas buah dan sayur. Alhamdulillah, setelah menikah saya LDM (Long Distance Marriage) alias tinggal berjauhan dengan suami. Saya tinggal di Malang dan suami tinggal di Solo. Kami bertemu 2 pekan sekali selama weekend, kan eman-eman kalau waktunya dihabiskan buat urusan dapur, hehe... (Aseli, ini alasan yang dibuat-buat, kwkwkwk.)

Setelah kami tinggal bersama dan menempati rumah kontrakan, barulah pelan-pelan saya mulai belajar memasak. Apalagi sejak saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus jadi ibu rumah tangga (yaelah, jadi IRT aja pakai fokus-fokusan segala). Ketika masih sama-sama bekerja dan satu kantor, saya dan suami biasa masak bareng-bareng. Tentu saja suami yang lebih sering jadi pemeran utama, sementara saya sebagai pemeran pembantu, hehe...  Tapi setelah jadi IRT, otomatis saya yang jadi pemeran utama di dapur, gantian, sesekali suami tampil sebagai pemeran pembantu.

Lagi-lagi, semboyan "bisa karena biasa" membuat saya sedikit naik level di bidang memasak. (Sedikit, Maaak, karena soal rasa masakan, saya masih kalah jauh sama paksu, hihi... *cari tutup panci.) Bukan apa-apa sih, suami saya kerjanya fullday dan ada anak-anak, kalau harus selalu menunggu suami bisa-bisa saya dan anak-anak tidak makan, haha... Tidak hanya urusan memasak, semua hal yang berhubungan dengan dapur pun mulai saya atasi sendiri, termasuk berurusan sama tabung gas.

Meski awalnya "terpaksa", lama-lama saya jadi biasa. Tabung gas dan regulator menjadi sepaket yang tak terpisahkan dari keseharian saya di dapur. Dua hal itu sudah seperti teman saja rasanya. Malah kadang kalau pas suami yang memasang regulator dan gasnya ngambek (gas ngowos atau kompor tidak mau menyala), saya yang akhirnya harus turun tangan. Suami sih bisa mengatasinya sendiri, tapi karena itu butuh waktu dan suami masih ada pekerjaan lain, jadilah saya yang menggantikannya.

Berurusan dengan tabung gas ternyata tidak semenakutkan yang saya kira. Saya akan membagi pengalaman saya mengganti tabung gas berdasarkan hasil pengalaman saya beberapa tahun berurusan sama si biru dan si hijau. Sebelumnya, pastikan bahwa 5 hal penting sebelum memasak menggunakan kompor gas sudah diikuti dengan benar.

Nah, berikut ini adalah 5 langkah mudah memasang regulator tabung gas ala saya.

1. Memilih Regulator Yang Tepat

Regulator yang tepat adalah yang paling sesuai dengan tabung gas yang digunakan dan bisa menutup mulut tabung dengan sempurna. Cari saja regulator yang paling recommended. Bisa tanya-tanya teman atau tanya sama Mbah Google. Ibarat mencari jodoh yang klik, kadang memang tidak mudah, tapi pasti ada. Harga mahal juga bukan jaminan. Meski mahal, kalau tabung gas yang digunakan "mulut"-nya tidak sesuai dengan regulator yang digunakan, kadang masih suka timbul kebocoran gas. Padahal kunci keberhasilan pemasangan regulator adalah ketika sudah tidak ada sedikit pun gas yang keluar dari tabung.

2. Memilih Tabung Gas

Setelah mendapatkan regulator yang tepat, selanjutnya adalah memilih tabung gas yang baik. Tabung gas yang baik juga diulas di sini, namun ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yaitu volume tabung gas. Pastikan tabung gas yang dibeli volumenya penuh. (Tidak mau rugi kan, Mak, karena tabung gas yang baru dibeli isinya sedikit?) Selain menghindari "kerugian", memasang regulator pada tabung yang terisi banyak gas dengan tabung yang tersisa sedikit gas terkadang ada perbedaan.

Perbedaan itu timbul akibat tekanan dari gas di dalam tabung. Itulah kenapa, kadang-kadang ada bau gas tercium saat isi tabung gas tersisa sedikit. (Pernah mengalami tidak, Mak?) Itu terjadi karena tekanan yang sangat rendah dari dalam tabung yang bisa membuat regulator jadi tidak menutup mulut tabung secara sempurna. Penyebab lainnya bisa karena posisi tabung dan regulator yang kurang pas, atau mungkin selang gas yang tidak sengaja tersenggol sehingga memperngaruhi posisi regulator jadi sedikit bergeser.

3. Cek Rubber Seal 

Pastikan tabung gas yang akan digunakan ada rubber seal-nya. Rubber seal yang baik adalah yang masih utuh, tebal dan lentur. Tabung gas yang baru dibeli tidak menjamin rubber seal-nya juga baru, bahkan tidak jarang ada tabung gas yang tidak ada rubber seal-nya. Penampakan rubber seal yang sudah lama bermacam-macam, ada yang sudah tidak utuh (mungkin cuil atau terdapat robekan), ada yang sudah mulai menipis, dan ada juga yang keras atau kaku. Rubber seal dengan kondisi seperti itu tidak disarankan untuk digunakan, terutama bagi yang masih pemula memasang regulator gas. Karena sangat berpotensi menimbulkan kebocoran gas yang ditandai dengan suara mendesis atau ngowos saat digunakan. Setelah memastikan rubber seal dalam kondisi layak pakai, jangan lupa untuk memasukkan rubber seal ke mulut tabung.

4. Pasang Regulator dengan Benar

Setelah rubber seal dipasang, inilah saat yang paling mendebarkan, memasang regulator. Posisi regulator yang benar akan menentukan keberhasilan pemasangan regulator.

Caranya: letakkan regulator di mulut tabung pada posisi tegak lurus dengan tabung, lalu tekan sekuat mungkin dan putar tuas regulator searah jarum jam hingga tuas berada pada posisi 180 derajat. Perhatikan baik-baik, adakah suara mendesis? Jika tidak ada, maka itu artinya regulator sudah terpasang dengan benar.

Jika ada suara mendesis, lepas regulator. Coba untuk memperbaiki posisi rubber seal dengan mengeluarkannya terlebih dahulu, lalu memasangnya kembali. Kemudian lakukan langkah yang sama. Pastikan sudah tidak ada suara mendesis sebelum kompor gas digunakan.

5. Cobalah Menyalakan Kompor

Tidak jarang terjadi, regulator sudah terpasang dengan benar dan gas tidak ngowos, namun kompor tidak mau menyala. Untuk keadaan seperti ini, tidak perlu melepas regulator lagi. Coba saja ketuk perlahan bagian atas regulator beberapa kali sambil kembali mencoba menyalakan kompor. Tambah kekuatan ketukan secara bertahap jika kompor belum juga mau menyala. Biasanya tidak lama kompor sudah akan menyala. Kompor yang tidak mau menyala kemungkinan karena terjadinya sedikit penyumbatan aliran gas ke regulator, itulah kenapa dilakukan pengetukan pada regulator.

Jika pengetukan berulang sudah dilakukan dan kompor tetap tidak mau menyala, coba periksa selang gas. Karena beberapa regulator dibuat otomatis tidak bisa mengalirkan gas saat ada kebocoran pada selang gas.

Itulah 5 langkah mudah memasang regulator pada tabung gas. Asal semua langkah diikuti dengan benar, mengganti tabung gas tidaklah sulit dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Jadi, buat emak yang masih belum berani atau belum pernah mencoba, ayo mulai mengganti tabung gas sendiri.


*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangn SETIP bersama Estrilook
#SemingguTigaPostingan
#day8


Friday, February 22, 2019

Perhatikan 5 Hal Penting Ini Sebelum Memasak Pakai Kompor Gas


Sumber: Pixabay

Hari gini, ada tidak tetangga Emak yang belum berani memakai kompor gas? Atau jangan-jangan Emak sendiri yang phobi dekat-dekat kompor gas? (Nggak ye, Mak, itu kan perkakas tempur paling dibutuhkan, hehe...) Tetangga saya di kampung ada, Mak. Tapi memang dia ini generasi lama, istilahnya ABG alias Angkatan Babe Gue, hehe. Alasannya macam-macam, mulai dari tidak berani alias takut, tidak bisa, sama kaget lihat api yang tiba-tiba muncul. Eh, tapi buat yang suka kagetan, menyalakan kompor gas non elektrik yang berbunyi "jeglek" lalu tiba-tiba muncul api itu "sesuatu", lho, Mak.

Bisa karena biasa. Itulah proses yang secara sengaja atau tidak sengaja dilalui banyak orang sehingga menjadi biasa saja melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya. Kita yang dari lahir sudah ketemu kompor gas, mungkin tidak menemui kendala dalam menggunakannya. Bahkan dari kecil mungkin kita sudah belajar atau diajarkan menggunakannya. Tapi tentu tidak bagi sebagian orang yang lain.


Dari pengalaman saya menggunakan kompor gas selama 13 tahun (ini masa saya benar-benar "berurusan" sama dapur), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kompor gas agar aman. Berikut ini saya rangkum 5 hal penting dalam menggunakan kompor gas, beserta tips pada masing-masing poin yang saya tulis.


1. Perhatikan Kondisi Kompor Gas
Pastikan kompor gas tetap bersih, baik tampilan luarnya agar sedap dipandang, juga bagian dalamnya yang bisa mempengaruhi kelancaran aliran gas yang keluar. Sebagian dari kita mungkin hanya memperhatikan tampilan luarnya, tapi bagian dalamnya terlewati. Hati-hati, terutama untuk model kompor yang memungkinkan tumpahan minyak atau kuah mengenai bagian-bagian yang bisa mengganggu aliran gas. Selain itu, tumpahan minyak dan kuah juga bisa merusak komponen penting kompor gas, seperti pemantik atau alat elektrik yang digunakan pada kompor gas tertentu. Sayang kan, kalau kompor gas baru dipakai sebentar sudah rusak? Padahal kompor gas bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama dengan perawatan yang benar.

Tips:
  1. Pilihlah kompor gas yang menggunakan bahan anti karat dan yang mudah dibersihkan. 
  2. Bersihkan segera tumpahan minyak dan cairan lain setiap kompor selesai digunakan. Semakin lama dibiarkan bisa makin susah dibersihkan. 
  3. Hati-hati saat membersihkan bagian dalam atau bawah kompor gas, pada beberapa kompor gas (termasuk yang saya gunakan), bagian pinggirnya cukup tajam. Sebaiknya menggunakan sarung tangan tebal saat akan membersihkan. Hati-hati juga jangan sampai malah merusak pemantik kompor gas saat membersihkan, karena bagian ini cukup kecil.
2. Perhatikan Kondisi Selang
Pilih selang gas yang baik dan berkualitas untuk keamanan. Selang gas biasanya tersedia dalam dua pilihan, yaitu selang saja dan selang yang dilapisi pelindung logam. Pelindung logam sangat membantu jika di sekitar dapur ada "penghuninya" alias ada bianatang pengerat yang suka "mengasah" giginya pada selang gas. Namun lebih "sulit" dalam merawat kebersihannya. Karena harus menggeser-geser pelindung logam yang ada. Selain itu, tumpahan minyak atau kuah bisa merembet mengikuti selang gas yang jika tertutup pelindung logam, tumpahannya tidak begitu terlihat.
Jadi selain memilih selang yang baik, pastikan selang gas yang digunakan selalu dalam kondisi baik dan bersih. Menjaga kebersihan akan menambah panjang usia selang gas untuk tetap bisa digunakan dan juga bisa mencegah terjadinya kebocoran datang lebih cepat.

Tips:
Cek secara berkala kondisi sambungan selang gas dengan kompor. Ujung selang gas yang tersambung dengan kompor berpotensi mengalami kebocoran lebih besar. Karena biasanya lebih sering terkena minyak saat menggoreng atau terkena tumpahan kuah saat memasak masakan berkuah. Cara membersihkannya bisa menggunakan lap bersih yang dibasahi dengan air hangat. Tujuannya agar bila ada lemak yang menempel bisa lebih mudah lepas.

3. Gunakan Regulator Yang Berkualitas
Memilih regulator sangat penting dalam penggunaan kompor gas yang mudah dan aman. Berbagai merk regulator tersedia di pasaran, pilihlah yang paling banyak direkomendasikan oleh teman yang sudah pernah menggunakannya. Biasanya regulator yang baik memang cenderung lebih mahal sedikit harganya dari regulator yang biasa. Tapi demi keamanan, tentu perlu memilih yang lebih berkualitas. Hitung-hitung buat investasi jangka panjang kalau kata emak-emak zaman sekarang. Daripada membeli yang murah tapi bolak-balik harus ganti, kan mending yang mahalan dikit tapi awet. Setuju kan, Mak?

Tips:
Pilih regulator yang ada indikator volume gas dan pengukur tekanannya. Dengan begitu Emak bisa memantau isi gas, jadi tahu kalau gas sudah mau habis. Ini berhubungan juga dengan perencanaan dan pengaturan keuangan. Iya kan, Mak? Hehe...
Untuk mendapatkan informasi regulator yang berkualitas, bisa tanya sama Mbah Google, ye, Mak. Ini kan era digital, haha.

4. Memilih Tabung Gas
Seperti apa tabung gas yang baik? Lihat saja "penampilannya". Tabung gas yang baik memiliki penampilan visual yang cantik, dengan ciri-ciri: body mulus, tidak karatan, dan tidak penyok. (Perhatikan tabung gas ya, Mak, bukan body sendiri, hihi...)
Selain penampilan visual yang baik, pastikan ada logo SNI dan tulisan informasi tabung yang memuat kode produksi, nomor seri, serta bulan dan tahun pembuatan. Informasi yang lengkap bisa menjadi tanda bahwa tabung gas yang dibeli merupakan tabung gas resmi yang dikeluarkan oleh Pertamina.

Tips:
Kenali mulut tabung gas saat membeli. Kalau diperhatikan, ada 2 jenis mulut tabung yang berbeda, meski ini tidak selalu terjadi. Ini penting, karena ada beberapa jenis regulator yang hanya bisa cocok dengan salah satu mulut tabung. Tapi kalau satu tabung yang dibeli sudah cocok, tabung-tabung lain biasanya juga cocok. Karena umumnya tabung-tabung gas yang mereka jual berasal dari satu pabrik.
Oya, Mak, pastikan saat membeli tabung gas, di dalamnya ada rubber seal-nya, ya.

5. Perhatikan Kondisi Dapur
Setelah semua perlengkapan untuk memasak dengan kompor gas sudah siap, yang juga tidak kalah penting adalah kondisi dapur. Dapur harus memenuhi syarat sebagai dapur yang sehat dan aman, di antaranya: harus bersih dan cukup sirkulasi udara, terutama yang khusus sebagai saluran buangan asap dan bau yang muncul akibat proses memasak.

Tips:
Letakkan posisi kompor paling dekat dengan area pintu atau jendela, di mana sirkulasi udara bisa maksimal keluar-masuk.
Untuk dapur yang tidak memiliki jendela, pastikan untuk menyediakan cerobong asap yang bisa menyedot asap dari proses memasak.

Itulah 5 hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kompor gas. 5 hal tersebut akan membantu Emak memasak menggunakan kompor gas dengan aman dan nyaman. Jadi, buat Emak yang masih agak takut menggunakan kompor gas sudah tidak perlu khawatir lagi dan jangan ragu untuk memasak memakai kompor gas.

Selamat memasak dengan bahagia, Mak!


*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan SETIP bersama Estrilook

#SemingguTigaPostingan 
#day7