Gambar oleh tookapic pada Pixabay |
Duluuu ... iya dulu ... jangankan pasang regulator ke tabung gas sendiri, masuk dapur saja, saya jarang sekali. Setelah menikah bagaimana? Hehe ... dulu itu maksud saya ya setelah menikah. Kalau sebelum menikah, apalagi ... masih ada mamak di rumah buat ditanyai bagaimana saya kecil dulu.
Semasa kecil, saya paling malas dengan urusan pekerjaan rumah. Sampai adik saya protes karena merasa selalu dia yang disuruh. Lha, kalau saya yang disuruh, saya selalu punya alasan. Paling sering secara tiba-tiba saya akan mengambil buku dan pensil. "Mau belajar, Mak," kata saya, haha... Tapi kalau soal ini, saya beneran belajar. Saya kan suka pelajaran matematika, ya saya kerjakan lah soal-soal di buku sampai habis. Tidak jarang saya kerjakan juga soal-soal di bab selanjutnya. Kalau sudah begitu, mamak tidak bisa bilang apa-apa, "nyeraaah", haha...
Kembali ke urusan dapur. Hingga menikah, saya belum pernah memasak sendiri. Paling banter ya saya membantu mengiris bawang atau mengupas buah dan sayur. Alhamdulillah, setelah menikah saya LDM (Long Distance Marriage) alias tinggal berjauhan dengan suami. Saya tinggal di Malang dan suami tinggal di Solo. Kami bertemu 2 pekan sekali selama weekend, kan eman-eman kalau waktunya dihabiskan buat urusan dapur, hehe... (Aseli, ini alasan yang dibuat-buat, kwkwkwk.)
Setelah kami tinggal bersama dan menempati rumah kontrakan, barulah pelan-pelan saya mulai belajar memasak. Apalagi sejak saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus jadi ibu rumah tangga (yaelah, jadi IRT aja pakai fokus-fokusan segala). Ketika masih sama-sama bekerja dan satu kantor, saya dan suami biasa masak bareng-bareng. Tentu saja suami yang lebih sering jadi pemeran utama, sementara saya sebagai pemeran pembantu, hehe... Tapi setelah jadi IRT, otomatis saya yang jadi pemeran utama di dapur, gantian, sesekali suami tampil sebagai pemeran pembantu.
Lagi-lagi, semboyan "bisa karena biasa" membuat saya sedikit naik level di bidang memasak. (Sedikit, Maaak, karena soal rasa masakan, saya masih kalah jauh sama paksu, hihi... *cari tutup panci.) Bukan apa-apa sih, suami saya kerjanya fullday dan ada anak-anak, kalau harus selalu menunggu suami bisa-bisa saya dan anak-anak tidak makan, haha... Tidak hanya urusan memasak, semua hal yang berhubungan dengan dapur pun mulai saya atasi sendiri, termasuk berurusan sama tabung gas.
Meski awalnya "terpaksa", lama-lama saya jadi biasa. Tabung gas dan regulator menjadi sepaket yang tak terpisahkan dari keseharian saya di dapur. Dua hal itu sudah seperti teman saja rasanya. Malah kadang kalau pas suami yang memasang regulator dan gasnya ngambek (gas ngowos atau kompor tidak mau menyala), saya yang akhirnya harus turun tangan. Suami sih bisa mengatasinya sendiri, tapi karena itu butuh waktu dan suami masih ada pekerjaan lain, jadilah saya yang menggantikannya.
Berurusan dengan tabung gas ternyata tidak semenakutkan yang saya kira. Saya akan membagi pengalaman saya mengganti tabung gas berdasarkan hasil pengalaman saya beberapa tahun berurusan sama si biru dan si hijau. Sebelumnya, pastikan bahwa 5 hal penting sebelum memasak menggunakan kompor gas sudah diikuti dengan benar.
Nah, berikut ini adalah 5 langkah mudah memasang regulator tabung gas ala saya.
1. Memilih Regulator Yang Tepat
Regulator yang tepat adalah yang paling sesuai dengan tabung gas yang digunakan dan bisa menutup mulut tabung dengan sempurna. Cari saja regulator yang paling recommended. Bisa tanya-tanya teman atau tanya sama Mbah Google. Ibarat mencari jodoh yang klik, kadang memang tidak mudah, tapi pasti ada. Harga mahal juga bukan jaminan. Meski mahal, kalau tabung gas yang digunakan "mulut"-nya tidak sesuai dengan regulator yang digunakan, kadang masih suka timbul kebocoran gas. Padahal kunci keberhasilan pemasangan regulator adalah ketika sudah tidak ada sedikit pun gas yang keluar dari tabung.
2. Memilih Tabung Gas
Setelah mendapatkan regulator yang tepat, selanjutnya adalah memilih tabung gas yang baik. Tabung gas yang baik juga diulas di sini, namun ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yaitu volume tabung gas. Pastikan tabung gas yang dibeli volumenya penuh. (Tidak mau rugi kan, Mak, karena tabung gas yang baru dibeli isinya sedikit?) Selain menghindari "kerugian", memasang regulator pada tabung yang terisi banyak gas dengan tabung yang tersisa sedikit gas terkadang ada perbedaan.
Perbedaan itu timbul akibat tekanan dari gas di dalam tabung. Itulah kenapa, kadang-kadang ada bau gas tercium saat isi tabung gas tersisa sedikit. (Pernah mengalami tidak, Mak?) Itu terjadi karena tekanan yang sangat rendah dari dalam tabung yang bisa membuat regulator jadi tidak menutup mulut tabung secara sempurna. Penyebab lainnya bisa karena posisi tabung dan regulator yang kurang pas, atau mungkin selang gas yang tidak sengaja tersenggol sehingga memperngaruhi posisi regulator jadi sedikit bergeser.
3. Cek Rubber Seal
Pastikan tabung gas yang akan digunakan ada rubber seal-nya. Rubber seal yang baik adalah yang masih utuh, tebal dan lentur. Tabung gas yang baru dibeli tidak menjamin rubber seal-nya juga baru, bahkan tidak jarang ada tabung gas yang tidak ada rubber seal-nya. Penampakan rubber seal yang sudah lama bermacam-macam, ada yang sudah tidak utuh (mungkin cuil atau terdapat robekan), ada yang sudah mulai menipis, dan ada juga yang keras atau kaku. Rubber seal dengan kondisi seperti itu tidak disarankan untuk digunakan, terutama bagi yang masih pemula memasang regulator gas. Karena sangat berpotensi menimbulkan kebocoran gas yang ditandai dengan suara mendesis atau ngowos saat digunakan. Setelah memastikan rubber seal dalam kondisi layak pakai, jangan lupa untuk memasukkan rubber seal ke mulut tabung.
4. Pasang Regulator dengan Benar
Setelah rubber seal dipasang, inilah saat yang paling mendebarkan, memasang regulator. Posisi regulator yang benar akan menentukan keberhasilan pemasangan regulator.
Caranya: letakkan regulator di mulut tabung pada posisi tegak lurus dengan tabung, lalu tekan sekuat mungkin dan putar tuas regulator searah jarum jam hingga tuas berada pada posisi 180 derajat. Perhatikan baik-baik, adakah suara mendesis? Jika tidak ada, maka itu artinya regulator sudah terpasang dengan benar.
Jika ada suara mendesis, lepas regulator. Coba untuk memperbaiki posisi rubber seal dengan mengeluarkannya terlebih dahulu, lalu memasangnya kembali. Kemudian lakukan langkah yang sama. Pastikan sudah tidak ada suara mendesis sebelum kompor gas digunakan.
5. Cobalah Menyalakan Kompor
Tidak jarang terjadi, regulator sudah terpasang dengan benar dan gas tidak ngowos, namun kompor tidak mau menyala. Untuk keadaan seperti ini, tidak perlu melepas regulator lagi. Coba saja ketuk perlahan bagian atas regulator beberapa kali sambil kembali mencoba menyalakan kompor. Tambah kekuatan ketukan secara bertahap jika kompor belum juga mau menyala. Biasanya tidak lama kompor sudah akan menyala. Kompor yang tidak mau menyala kemungkinan karena terjadinya sedikit penyumbatan aliran gas ke regulator, itulah kenapa dilakukan pengetukan pada regulator.
Jika pengetukan berulang sudah dilakukan dan kompor tetap tidak mau menyala, coba periksa selang gas. Karena beberapa regulator dibuat otomatis tidak bisa mengalirkan gas saat ada kebocoran pada selang gas.
Itulah 5 langkah mudah memasang regulator pada tabung gas. Asal semua langkah diikuti dengan benar, mengganti tabung gas tidaklah sulit dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Jadi, buat emak yang masih belum berani atau belum pernah mencoba, ayo mulai mengganti tabung gas sendiri.
*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangn SETIP bersama Estrilook
#SemingguTigaPostingan
#day8
Setelah kami tinggal bersama dan menempati rumah kontrakan, barulah pelan-pelan saya mulai belajar memasak. Apalagi sejak saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus jadi ibu rumah tangga (yaelah, jadi IRT aja pakai fokus-fokusan segala). Ketika masih sama-sama bekerja dan satu kantor, saya dan suami biasa masak bareng-bareng. Tentu saja suami yang lebih sering jadi pemeran utama, sementara saya sebagai pemeran pembantu, hehe... Tapi setelah jadi IRT, otomatis saya yang jadi pemeran utama di dapur, gantian, sesekali suami tampil sebagai pemeran pembantu.
Lagi-lagi, semboyan "bisa karena biasa" membuat saya sedikit naik level di bidang memasak. (Sedikit, Maaak, karena soal rasa masakan, saya masih kalah jauh sama paksu, hihi... *cari tutup panci.) Bukan apa-apa sih, suami saya kerjanya fullday dan ada anak-anak, kalau harus selalu menunggu suami bisa-bisa saya dan anak-anak tidak makan, haha... Tidak hanya urusan memasak, semua hal yang berhubungan dengan dapur pun mulai saya atasi sendiri, termasuk berurusan sama tabung gas.
Meski awalnya "terpaksa", lama-lama saya jadi biasa. Tabung gas dan regulator menjadi sepaket yang tak terpisahkan dari keseharian saya di dapur. Dua hal itu sudah seperti teman saja rasanya. Malah kadang kalau pas suami yang memasang regulator dan gasnya ngambek (gas ngowos atau kompor tidak mau menyala), saya yang akhirnya harus turun tangan. Suami sih bisa mengatasinya sendiri, tapi karena itu butuh waktu dan suami masih ada pekerjaan lain, jadilah saya yang menggantikannya.
Berurusan dengan tabung gas ternyata tidak semenakutkan yang saya kira. Saya akan membagi pengalaman saya mengganti tabung gas berdasarkan hasil pengalaman saya beberapa tahun berurusan sama si biru dan si hijau. Sebelumnya, pastikan bahwa 5 hal penting sebelum memasak menggunakan kompor gas sudah diikuti dengan benar.
Nah, berikut ini adalah 5 langkah mudah memasang regulator tabung gas ala saya.
1. Memilih Regulator Yang Tepat
Regulator yang tepat adalah yang paling sesuai dengan tabung gas yang digunakan dan bisa menutup mulut tabung dengan sempurna. Cari saja regulator yang paling recommended. Bisa tanya-tanya teman atau tanya sama Mbah Google. Ibarat mencari jodoh yang klik, kadang memang tidak mudah, tapi pasti ada. Harga mahal juga bukan jaminan. Meski mahal, kalau tabung gas yang digunakan "mulut"-nya tidak sesuai dengan regulator yang digunakan, kadang masih suka timbul kebocoran gas. Padahal kunci keberhasilan pemasangan regulator adalah ketika sudah tidak ada sedikit pun gas yang keluar dari tabung.
2. Memilih Tabung Gas
Setelah mendapatkan regulator yang tepat, selanjutnya adalah memilih tabung gas yang baik. Tabung gas yang baik juga diulas di sini, namun ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan, yaitu volume tabung gas. Pastikan tabung gas yang dibeli volumenya penuh. (Tidak mau rugi kan, Mak, karena tabung gas yang baru dibeli isinya sedikit?) Selain menghindari "kerugian", memasang regulator pada tabung yang terisi banyak gas dengan tabung yang tersisa sedikit gas terkadang ada perbedaan.
Perbedaan itu timbul akibat tekanan dari gas di dalam tabung. Itulah kenapa, kadang-kadang ada bau gas tercium saat isi tabung gas tersisa sedikit. (Pernah mengalami tidak, Mak?) Itu terjadi karena tekanan yang sangat rendah dari dalam tabung yang bisa membuat regulator jadi tidak menutup mulut tabung secara sempurna. Penyebab lainnya bisa karena posisi tabung dan regulator yang kurang pas, atau mungkin selang gas yang tidak sengaja tersenggol sehingga memperngaruhi posisi regulator jadi sedikit bergeser.
3. Cek Rubber Seal
Pastikan tabung gas yang akan digunakan ada rubber seal-nya. Rubber seal yang baik adalah yang masih utuh, tebal dan lentur. Tabung gas yang baru dibeli tidak menjamin rubber seal-nya juga baru, bahkan tidak jarang ada tabung gas yang tidak ada rubber seal-nya. Penampakan rubber seal yang sudah lama bermacam-macam, ada yang sudah tidak utuh (mungkin cuil atau terdapat robekan), ada yang sudah mulai menipis, dan ada juga yang keras atau kaku. Rubber seal dengan kondisi seperti itu tidak disarankan untuk digunakan, terutama bagi yang masih pemula memasang regulator gas. Karena sangat berpotensi menimbulkan kebocoran gas yang ditandai dengan suara mendesis atau ngowos saat digunakan. Setelah memastikan rubber seal dalam kondisi layak pakai, jangan lupa untuk memasukkan rubber seal ke mulut tabung.
4. Pasang Regulator dengan Benar
Setelah rubber seal dipasang, inilah saat yang paling mendebarkan, memasang regulator. Posisi regulator yang benar akan menentukan keberhasilan pemasangan regulator.
Caranya: letakkan regulator di mulut tabung pada posisi tegak lurus dengan tabung, lalu tekan sekuat mungkin dan putar tuas regulator searah jarum jam hingga tuas berada pada posisi 180 derajat. Perhatikan baik-baik, adakah suara mendesis? Jika tidak ada, maka itu artinya regulator sudah terpasang dengan benar.
Jika ada suara mendesis, lepas regulator. Coba untuk memperbaiki posisi rubber seal dengan mengeluarkannya terlebih dahulu, lalu memasangnya kembali. Kemudian lakukan langkah yang sama. Pastikan sudah tidak ada suara mendesis sebelum kompor gas digunakan.
5. Cobalah Menyalakan Kompor
Tidak jarang terjadi, regulator sudah terpasang dengan benar dan gas tidak ngowos, namun kompor tidak mau menyala. Untuk keadaan seperti ini, tidak perlu melepas regulator lagi. Coba saja ketuk perlahan bagian atas regulator beberapa kali sambil kembali mencoba menyalakan kompor. Tambah kekuatan ketukan secara bertahap jika kompor belum juga mau menyala. Biasanya tidak lama kompor sudah akan menyala. Kompor yang tidak mau menyala kemungkinan karena terjadinya sedikit penyumbatan aliran gas ke regulator, itulah kenapa dilakukan pengetukan pada regulator.
Jika pengetukan berulang sudah dilakukan dan kompor tetap tidak mau menyala, coba periksa selang gas. Karena beberapa regulator dibuat otomatis tidak bisa mengalirkan gas saat ada kebocoran pada selang gas.
Itulah 5 langkah mudah memasang regulator pada tabung gas. Asal semua langkah diikuti dengan benar, mengganti tabung gas tidaklah sulit dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Jadi, buat emak yang masih belum berani atau belum pernah mencoba, ayo mulai mengganti tabung gas sendiri.
*tulisan ini diikutsertakan dalam tantangn SETIP bersama Estrilook
#SemingguTigaPostingan
#day8
Memasang regulator itu sesuatu yang dulu sempat kuhindari dan mengandalkan tukang gas. Tapi semenjak krismon betul-betul belajar sendiri hiks
ReplyDeleteEh, ada hubungan apa antara pasang regulator sama krismon Mbak?
DeleteSebenarnya dulu jama kos saya sudah biasa pasang regulator sendiri. Jadi enggak berani karena pas kerja di McD shift pagi crew kitcehn yang baru nyalain fryer ternyata enggak ngecek kalau posisi tombol gas terbuka (shift malam lupa nutup saat closing restoran). Jadilah api menyambar ke sebagian badan si crew tersebut dan merembet di area dapur. Saya manajer pagi yang ada di ruang management kaget setngah mati. Padahal cuma berjarak 3 meter dari situ. Langsung ada yang crew lain ambil hydrant dan secepat kilat matiin api.
ReplyDeleteDan setelahnya si korban dilarikan ke RS karena luka bakar, yang lain kami berempat di situ shock berat termasuk saya. Nyaris saja...enggak tahu kalau enggak segera padam apinya apa yang terjadi selanjutnya.
Sejak itulah saya agak trauma pasang regulator gas dan segala yang berhubungan dengan bau gas..Hiks
Wah, lumayan bikin trauma itu Mbak. Bagaimana kondisi si korban. Saya juga pernah melihat, suami kakak ipar mau memasang regulator, tapi gasnya terus ngowos. Tidak jauh dari situ, ada kompor minyak yang menyala, langsung apinya nyamber. Mengerikan. Memang sebaiknya di sekitar kompor gas tidak ada sumber api yang lain & kalau masih ada bau gas sebaiknya jangan menyalakan kompor dulu. *catatan tambahan ini.
DeleteSaya masih belum berani pasang sendiri. Mbaak coba tambah dengan gambar2nya mba biar kebayang yang mana rubber seal, dll, hee...
ReplyDeleteIya, Mbak, saya juga pinginnya dilengkapi gambar. Sudah sempat mencari-cari gambar di internet, susah sekali dapatnya. Nanti coba saya cari lagi, Mbak.
DeleteHahahaha, dilema ibu-ibu ini memang, kalau masang regulator selalu ngandelin suami. Takut meledak alasannya, memangnya suami juga gak takut. Hiks, syukurlah, belakangan saya juga beraniin soalnya kalau nunggu suami lagi diluar kapan masaknya...
ReplyDeleteAwalnya terpaksa, lama-lama biasa ya Mbak.
DeleteAku bisa mbak cuma semenjak pernah sekali dapet tabung gas yanh bocor jadi trauma aja. Nunggu suami ato nunggu tetangga aja suruh pasangin kalo suami ga ada. Trauma banget alhamdulillah ga meledak.
ReplyDeleteAlhamdulillah, Mbak. Semoga bisa segera berani pasang sendiri lagi, Mbak.
Deletembak ini sangat berguna sekali informasinya. aku juga mulai mengerti cara memasang regulator gas karena jualan dan jualan tabung gas juga :)
ReplyDeletemungkin kalau pakai video atau gambar akan lebih kebayang lagi ya mbak :)
Terima kasih, Mbak. Iya nih, minimal perlu gambar kayaknya, coba nanti saya cari-cari lagi. Kemarin cari gambarnya gak nemu-nemu, mungkin karena saya cari gambar yang gratis.
Deleteaku tuh paling takut sama ini huhu, enggak bisa pasti nyuruh bapak saya takut bingits, tapi abis baca artikel ini jadi makin paham sih caranya gimana, tapi bagusnya lagi ada videonya bun biar semakin gambar ngerti hehe, Btw, makasih sharingnya.
ReplyDeleteIya nih, saya memang tidak mencari video, kalau gambar sempat, tapi gak dapat-dapat, mungkin karena saya nyarinya gambar gratisan, atau karena sinyal yang tidak mendukung, butuh beberapa menit menunggu gambar muncul, hiks.
Deletecoba atuh bun foto sendiri atau video-in sendiri aja, jadi gambar dan videonya emang punya pribadi, jika nyari di goole sulit, hehe.
DeleteIya mbak, saya juga berencana begitu, semoga ada kesempatan, saya akan foto sendiri.
DeleteHahaha, udah baca tapi kok masih cemas ya mau mulai? Biasanya yang masang bapak tukang gasnya, sih. Apalagi kalau sudah keluar aroma gas yang gimana gitu, pengen ngibrit rasanya. Entahlah, dapur termasuk dengan tabung gasnya rasanya bukan tempat piknik yang menyenangkan buatku, wkwkwkwk ...
ReplyDeleteHaha... dapur memang bukan tempat piknik Mbak, tapi lumayan bisa membantu persiapan piknik lho, seperti membuat bekal, hehe...
DeleteSaya salah satu yang takut masang tabung gas, hihi... sampe sekarang masih si Mas yang nganterin tabungnya aja tak suruh pasang. Duuuh, harus belajar move on dari ketakutan sendiri nih kayak Mbak riyani.
ReplyDeletePelan-pelan dicoba Mbak, insyaAllah nanti bisa.
DeleteSaya termasuk yang gak berani masang regulator sendiri, selalu nunggu suami. Entah kenapa yaaa... mungkin karena emang basicnya saya penakut. hihihihi
ReplyDeleteSudah pernah mencoba belum Mbak? Sesekali dicoba Mbak, hihi...
DeleteSaya awalnya juga takut, tapi karena suami kerjanya dishift mau nggak mau harus bisa. Lha terkadamg pas nggak ada di rumah. Memang betul bisa ala biasa.
ReplyDeleteYes Mbak, dari terpaksa, biasa, & jadi bisa.
DeleteKebeneran saya punya kompor gas yang belum dipasang juga karena takut
ReplyDeleteAyo Mbak, dipasang sendiri pelan-pelan... *ngomporin, hehe
Deleteregulator biasa yang pasang suami sampai hari ini. masih takut untuk mencoba.
ReplyDeleteTips kelima itu tak pernah lagi kulakukan Mbak, pernah punya pengalaman buruk soalnya.
ReplyDeletePas bagian atas regulatornya diketuk-ketuk sama suami, tiba-tiba tabungnya bunyi dan gasnya nyembur ke muka suami. Mungkin cara ketuknya terlalu keras. Duh kalau ingat itu saya trauma
Wah.. terima kasih tipsnya mbak. Saya jarang banget pasang gas. Mesti suami yg pasangin ��
ReplyDeleteSemudah itu ya. Saya pernah sekali mendekat pada suami yg lagi masang. Emang gampang... Tapi tetap saja saya takut. Kalau suami lg kerja, saya panggil tetangga biar masangin
ReplyDeletePertama kali pasang gas sendiri adalah jaman ngekos, dimana "keahlian" seperti ini memang sangat dibutuhkan, jadi bisa karena terpaksa. Tapi semenjak menikah, malah jadi "aleman", ngandelin suami terus atau minta tolong dipasangin sama tukang gasnya... 🙊🙈
ReplyDeletePasang regulator memang ngeri-ngeri sedap yaa, tapi mau bagaimana lagi kalau suami kerja terpaksa pasang sendiri ... kalo gak waduh gak bisa masak 😊
ReplyDeletesaya sudah terbiasa pasang copot regulator gas sudah 10 tahun ini :)
ReplyDeleteSaya itu bisa lho pasang sendiri. Tapi kalau ada suami kenapa nggak dipasangin aja. Wkwkwk..
ReplyDeleteBaca ini langsung "atut.....". Sampai sekarang saya belum berani pasang regulator sendiri. Sudah berulang kali diajarin sih, tapi rasa takutnya masih lebih mendominasi
ReplyDeleteSaya masih takut mba pasang sendiri, keren.. jadi termotivasi bisa pasang sendiri.
ReplyDeleteAku kalau beli regulatorbminta saran ke Ibu dan orang tokonya mba. Dan urusan pasang memasang minta bantuan yang bisa karena aku gak berani.
ReplyDeleteTips yang bermanfaat mbak. Memang memasang regulator nggak bisa dianggap hal remeh, karena banyak musibah besar diakibatkan darinya.
ReplyDeleteAku dulu sebelum menikah karena emang anak kosan, udah biasa buat masang regulator dan gas ini mba. Tapi suka ngeri-ngeri sedap kalo pas udah bisa ini dan ngeliat ada beberapa case peledakan karena masang tabung gas :'(
ReplyDeleteSampai sekarang saya belum bisa pasang regulator sendiri. Itu pun nggak bisanya karena belum berani mencoba sendiri. Padahal mustinya urusan pasang regulator ini harusnya dikuasai emak2 ya tapi ya saya udah keburu bayangin kasus tabung meledak aja makanya udah takut dulan.
ReplyDeleteDulu aku takut dan gak mau pasang regulator gas sendiri. Padahal sejak awal menikah 20 thn lalu sdh memakai kompor gas. Alhasil mengandalkan paksu saja. Tp pas giliran hbs paksu gk di rmh jd bingung. Jd nya bljr psg sendiri. Akhirnya mngenal dan berani ..hehe...thx mb ulasannya. Bermnfaat bnget...
ReplyDeleteini adalah pekerjaan rumah tangga yang sampai dengan hari ini belum berani aku lakukan mbak, jadi masih teriak minta tolong kalau mau ganti tabung gas
ReplyDeleteWahhh ini pekerjaan sehari² saya. Kadang sampai gemessss, sudah dipasang, dicek, diketuk, belum nyala juga kwkwkwk
ReplyDeleteMasang tabung gas memang kayaknya pengetahuan dasar ibu ibu baru nikah ya mba hihihi .. dulu sebelum nikah aku juga Ndak bisa setelah nikah baru deh harus sendiri
ReplyDeleteHehehe,,awal2 pakai tabung gas sy minta tolong k paksu, tp alhamdulillah lama- lama jadi bisa dan terbiasa.
ReplyDeleteThanks for sharing, sukses terus...
ReplyDelete