Wednesday, April 20, 2016

Seru-seruan di Kampung Horta


Jam menunjukkan pukul 05.00 WIB.

"Zahra, bangun! Jadi jalan-jalan nggak?"
"Jam berapa ini, Bun?" Tanya Zahra yang langsung membuka mata setelah aku membangunkannya.
"Jam 5, masih ada cukup waktu untuk kamu siap-siap," jawabku.

Zahra pun bergegas bangkit dari tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi. Saat akan bepergian seperti ini, Zahra memang mudah sekali dibangunkan. Dari dua hari sebelumnya dia berulang kali mengingatkanku agar tidak terlambat membangunkannya saat waktu jalan-jalan bersama teman-teman sekolahnya tiba. Begitu juga dengan hari ini. Jam tujuh nanti, dia dan teman-teman sekolahnya akan pergi ke Kampung Horta yang ada di kota Bogor, Jawa Barat.

Hmm, Kampung Horta. Dari namanya aku pikir pasti ada hubungannya dengan boneka Horta. Yaitu boneka yang dibuat dari serbuk gergaji kayu dan diberi benih-benih rumput pada bagian kepalanya. Dengan perawatan rutin, setelah beberapa hari benih itu akan tumbuh. Sehingga seolah-olah boneka itu mulai tumbuh rumput di kepalanya. Semakin hari rumput-rumput yang tumbuh akan makin banyak dan makin panjang. Tapi itu baru gambaran yang pernah aku dapatkan dari tayangan di televisi. Bagaimana bentuk aslinya, nanti aku akan mengetahuinya, karena aku turut pergi mendampingi Zahra dalam perjalanan kali ini.

"Kita akan mengetahuinya nanti," kataku kepada Zahra yang juga merasa penasaran dengan apa yang akan ditemukan dan dilakukannya di Kampung Horta nanti.

Kampung Horta bukan satu-satunya tujuan yang akan dikunjungi dalam perjalanan kala itu. Namun menjadi tujuan favorit yang sepertinya sudah ditunggu oleh Zahra dan teman-temannya. Entah gambaran seperti apa yang mereka dapat dari guru-gurunya sehingga mereka ingin bisa cepat-cepat sampai ke sana.

"Kampung Hortaaa..." Kata seorang guru pendamping yang ada di bus yang aku dan Zahra tumpangi begitu bus berhenti di suatu tempat.

Dari tempat parkir bus, kami harus jalan kaki menuju lokasi. Tidak terlalu jauh jaraknya, apalagi sesampai di lokasi, pemandangan hijaunya persawahan dan suasana tenang alam desa begitu kental terasa. Sesuatu yang tentunya baru dan menarik bagi Zahra dan teman-temannya yang sehari-hari hidup di antara hiruk pikuk macetnya kendaraan kota Jakarta. Semua anak-anak merasa takjub dengan apa yang telah dilihatnya.

"Bu, aku nanti boleh main air di situ?" Tanya salah seorang teman Zahra begitu melihat ada sepetak sawah yang belum ditanami dan terisi penuh air.
"Tentu saja, tapi sekarang kita masuk ke saung dulu, yuk," jawab bu guru.

Iya, di tempat itu ada saung yang cukup besar untuk tempat kami berkumpul dan meletakkan barang-barang bawaan. Dari saung itu, semua rangkaian kegiatan dimulai.

Setelah membuka acara, kegiatan pertama, anak-anak diajak membuat karya dari tanah liat. Rupanya mereka akan membuat tempat untuk meletakkan pensil yang dibentuk menyerupai gelas. Yaitu dengan memilin tanah liat menjadi seperti tali panjang, lalu membuat lingkaran-lingkaran dari pilinan tersebut. Kemudian lingkaran-lingkaran itu ditumpuk ke atas sampai didapat ketinggian yang cukup untuk menyimpan pensil di dalamnya.

Kegiatan berikutnya adalah menghiasi caping dengan cat. Anak-anak diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memberi gambar atau tulisan pada caping yang mereka dapatkan.

Selanjutnya, mereka menghias boneka Horta yang berbentuk beruang. Beruang itu belum memiliki alat indera. Anak-anak ditugaskan untuk melengkapi alat indera dan memberi aksesoris dengan menempel fanel yang sudah dibentuk sedemikian rupa ke tubuh si boneka beruang. Setelah selesai, anak-anak boleh menyimpan boneka Horta itu, dan membawanya pulang.

Tiga kegiatan telah dilalui Zahra dan teman-temannya dengan penuh suka cita. Ketiganya merupakan hal baru bagi mereka, karena itu adalah pertama kali mereka melakukannya. Tapi kegiatan belum selesai. Tiba waktunya kegiatan yang ditunggu-tunggu, seru-seruan di kolam sawah.

Setelah ganti baju, Zahra dan teman-temannya berjejer di pematang sawah, menunggu komando dari petugas Kampung Horta untuk memasuki kolam sawah. Kali ini Zahra dan teman-temannya akan menangkap ikan mas yang ada di kolam sawah dengan tangan kosong.

Setelah bunyi pluit, anak-anak pun nyebur dan mulai mencari-cari si ikan mas. Cukup lama waktu yang dibutuhkan Zahra untuk bisa mendapatkan ikan pertamanya. Menangkap ikan itu memang bukan perkara mudah, apalagi di air yang keruh dan penuh lumpur. Dibutuhkan kejelian mata memperhatikan dimana ikan-ikan itu berada. Keseruan makin bertambah begitu ada anak yang berhasil menangkap ikan mas. Yang lain pun jadi kembali bersemangat, termasuk Zahra.

Kegiatan mencari ikan mas pun dinyatakan selesai yang ditutup dengan kejutan istimewa buat Zahra. Dia berhasil menangkap dua ikan mas, terbanyak di antara anak-anak perempuan. Karenanya Zahra berhak memperoleh bintang pertamanya. Sebuah pin berbentuk bintang, meski kadang hanya terbuat dari kertas asturo, bagi anak-anak itu istimewa dan sangat berharga.

Aktivitas berikutnya masih di kolam sawah, tapi yang ditangkap kali ini adalah seekor bebek. Namanya bebek, kalau dikejar-kejar, ya pasti lari. Anak-anak pun berlari lebih cepat untuk bisa menangkapnya, termasuk Zahra. Berhasil mendapatkan bintang pertama memacu Zahra untuk bisa meraih bintang kedua. Dengan semangat berapi-api dia pun berhasil menangkap bebek sebanyak dua kali. Sekaligus menjadikan dia pemenang di antara anak-anak perempuan dan kembali mendapatkan bintang.

Setelah seru-seruan bersama ikan mas dan bebek, Zahra dan teman-temannya pindah ke kolam sawah sebelahnya. Di sana sudah ada dua ekor kerbau yang setia menunggu anak-anak dari tadi. Kegiatan kali ini tidak dilombakan. Anak-anak diberi kebebasan bersenang-senang dengan kerbau. Zahra tidak ketinggalan untuk turut serta. Bahkan dia termasuk yang pertama menerima tawaran untuk mandi lumpur bareng kerbau dan naik ke punggung si kerbau.

Akhirnya semua kegiatan di Kampung Horta itu pun usai. Zahra terlihat sangat puas dan senang. Wajahnya berbinar bahagia. Benar-benar menjadi kunjungan yang seru dan menyenangkan. Aku yakin, semua yang dilakukan Zahra hari ini akan menjadi kenangan indah di masa yang akan datang. Dan suatu saat Zahra akan rindu dengan semua kenangan itu. Seperti aku rindu akan masa kecilku dan terbayar setelah melihat Zahra bermain-main dengan puas hari ini.

Tiba saatnya kembali pulang. Zahra sangat bersemangat membawa sendiri oleh-oleh yang didapatnya dari Kampung Horta. Dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu ayahnya dan bercerita banyak hal. Tapi mungkin dia harus menunggu hingga ayahnya datang jam 9 malam nanti. Padahal jam 7 kami sudah sampai di depan rumah. Hanya saja, kami tidak bisa masuk rumah, karena aku lupa membawa kunci serep tadi pagi. Itu artinya, aku harus meminta ayah pulang dulu sebentar untuk menyerahkan kunci. Tentu saja kesempatan itu tidak disia-siakan Zahra untuk menceritakan semua pengalamannya hari ini yang super seru di Kampung Horta.


#OneDayOnePost
#38

Monday, April 18, 2016

Saya Ingin Bisa Bahasa Arab Agar

contoh materi bahasa arab

Tahun 2008 saya mulai belajar agama dengan mengikuti majelis taklim. Semangat yang tinggi kala itu membuat saya ingin mengetahui dan melakukan banyak hal dalam kerberagamaan. Saya rajin menghadiri kajian, baik yang rutin maupun tidak, tanpa pernah absen. Waktu luang, saya gunakan untuk membaca buku-buku yang bisa menambah ilmu agama. Ajang Islamic Book Fair selalu saya gunakan untuk berburu buku-buku agama yang ingin saya miliki.

Sebagai muslim, dalam beragama tidak bisa dilepaskan dari pedoman utamanya, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Karena itulah, satu buku yang ngebet harus saya beli adalah sepaket Buku Tafsir Ibnu Katsir. Saya memilih paket Tafsir Ibnu Katsir yang terdiri dari delapan jilid. Dengan berbagai kemudahan yang ada saat ini, saya bisa belajar ilmu tafsir dengan mudah. Tapi tetap ada yang kurang rasanya kalau saya tidak bisa mengenal dan sedikit memahami bahasa asli Al Qur'an, yaitu bahasa arab.

Saya pun mengikuti kelompok belajar bahasa arab non formal bersama ibu-ibu pengajian. Namanya belajar non formal, ya memang tidak ada kurikulum pasti yang digunakan. Waktunya pun fleksibel, namun diadakan pertemuan sepekan sekali. Selesai dibahas satu materi, pekan berikutnya terkadang harus diulang lagi. Penyebabnya adalah ada yang tidak hadir pekan lalu, jadi harus dijelaskan agar bisa paham materi. Alhasil, proggres belajar bahasa arab menjadi sangat lambat, tapi bagi yang mengikuti penyampaian ulang menjadi lebih paham.

Meski terkesan ala kadarnya, semangat saya untuk belajar dan bisa bahasa arab sangat tinggi. Menurut saya, menjadi pemeluk islam tanpa memahami (sedikit minimal) bahasa arab itu, ya kurang lengkap. Karena itu, setelah hampir tiga tahun tidak pernah belajar bahasa arab lagi, saat ini saya memutuskan untuk mengikuti program BISA, yaitu program belajar bahasa arab secara online. Target saya tentu saja agar bisa memahami bahasa arab, baik lisan maupun tulisan, dan mampu berkomunikasi dalam bahasa arab.

Tapi ada beberapa alasan kenapa saya ingin bisa berbahasa arab, diantaranya:

1. Memahami Bacaan Sholat

Satu kewajiban yang berlaku bagi setiap muslim adalah menegakkan sholat. Menjadi rukun islam yang kedua, sholat yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam itu, keseluruhan bacaannya menggunakan bahasa arab itu. Bagaimana mungkin melaksanakan sebuah rukun tapi tidak memahami bacaan-bacaan yang terdapat dalam rukun itu? Mungkinkah kekhusyukan bisa diraih? Padahal lisan mengucap sesuatu, tapi tidak mengerti dan tidak memahami arti dari kata demi kata yang diucapkan.

2. Mudah Memahami Al Qur'an

Meskipun saat ini terjemah Al Qur'an bisa dengan mudah ditemukan, bisa memahami kata demi kata ayat-ayat dalam Al Qur'an itu akan memberi perasaan berbeda. Saat membaca Al Qur'an biasanya saya hanya fokus pada bacaan saja, tanpa secara khusus meresapi makna dari setiap bacaan. Berbeda jika dari awal membuka Al Qur'an terjemah saya berniat untuk mentadabburi isinya, fokus bisa lebih kepada terjemahan ayatnya.

Namun dengan mengerti dan memahami (sedikit saja) bahasa arab, saat membaca jadi bisa sekaligus mengerti apa yang dibaca. Sehingga bila bertemu dengan ayat-ayat yang berisi berita gembira, yang membaca bisa turut merasa bahagia. Dan tentu saja, jadi bisa lebih semangat untuk (kembali) beramal sholih, karena ingin menjadi bagian dari umat-umat yang mendapat kabar gembira tersebut.

3. Memudahkan dalam Menghafal Al Qur'an

Hal ini akan terasa saat menghafal surat-surat panjang dalam Al Qur'an. Dengan mengerti bahasanya, menghafal akan menjadi jauh lebih mudah. Karena saat proses menghafal, seseorang tidak hanya sekadar menghafal, tapi juga mengerti maksud dari ayat-ayat yang dihafal. Misalnya surat yang dihafal tentang kisah-kisah. Dengan mengerti arti bacaan, kan jadi bisa memahami cerita dan alur ceritanya. Sehingga bisa menghafal dengan tepat, dengan urutan yang benar, dan tidak mudah tertukar dengan ayat-ayat lain yang mirip. Dan dengan mengerti bahasa arab, setelah menghafal ayat-ayat Al Qur'an, insya Allah menjadi tidak mudah lupa.

4. Menjadi Lebih Khusyuk Berdoa

Doa-doa yang memang secara khusus dicontohkan oleh Nabi Muhammad, pastinya menggunakan bahasa arab. Meski tidak ada batasan bahasa dalam berdoa, membaca doa-doa berdasarkan petunjuk dari Nabi yang berbahasa arab itu, jelas lebih utama. Yang dibutuhkan setelah mengenal dan menghafal doa-doa tersebut adalah memahami maksud dari doa yang dipanjatkan. Doa-doa sehari-hari seperti doa mau makan, doa mau tidur, doa keluar-masuk kamar mandi, sudah lazim sekali menggunakan bahasa arab. Rasanya bagaimana ya, jika tidak mengerti maknanya.

Berbeda dengan kalau memahami maknanya. Membaca doa naik kendaraan sesaat sebelum naik kendaraan, tidak hanya membuat hati jadi tenang karena telah berdoa. Tapi juga kembali mengingatkan pembacanya akan kebesaran Robb-nya, dan menyadarkannya kembali akan kedudukan seorang hamba terhadap Robb-nya. Indah sekali bukan?

Itulah empat alasan utama kenapa saya ingin bisa berbahasa arab. Alasan lain tentu saja masih banyak. Salah satunya, bisa buat bekal kalau mau haji dan umroh. Tapi, siapa yang tidak senang bisa mengerti dan memahami bahasa penduduk langit dan penduduk surga ini. Saya pernah membaca sebuah quote, "buat apa mengerti banyak bahasa, kalau bahasa komunikasi dengan penciptanya tidak dimengerti sedikit pun."

Semoga teman-teman semua dan saya, diberikan kemudahan untuk bisa mengerti dan memahami bahasa arab, bahasanya Al Qur'an, dan bahasa penduduk surga. Amin.....


Pamulang, 18 April 2016
*semangat belajar bahasa arab

#OneDayOnePost
#36