contoh materi bahasa arab |
Tahun 2008 saya mulai belajar agama dengan mengikuti majelis taklim. Semangat yang tinggi kala itu membuat saya ingin mengetahui dan melakukan banyak hal dalam kerberagamaan. Saya rajin menghadiri kajian, baik yang rutin maupun tidak, tanpa pernah absen. Waktu luang, saya gunakan untuk membaca buku-buku yang bisa menambah ilmu agama. Ajang Islamic Book Fair selalu saya gunakan untuk berburu buku-buku agama yang ingin saya miliki.
Sebagai muslim, dalam beragama tidak bisa dilepaskan dari pedoman utamanya, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Karena itulah, satu buku yang ngebet harus saya beli adalah sepaket Buku Tafsir Ibnu Katsir. Saya memilih paket Tafsir Ibnu Katsir yang terdiri dari delapan jilid. Dengan berbagai kemudahan yang ada saat ini, saya bisa belajar ilmu tafsir dengan mudah. Tapi tetap ada yang kurang rasanya kalau saya tidak bisa mengenal dan sedikit memahami bahasa asli Al Qur'an, yaitu bahasa arab.
Saya pun mengikuti kelompok belajar bahasa arab non formal bersama ibu-ibu pengajian. Namanya belajar non formal, ya memang tidak ada kurikulum pasti yang digunakan. Waktunya pun fleksibel, namun diadakan pertemuan sepekan sekali. Selesai dibahas satu materi, pekan berikutnya terkadang harus diulang lagi. Penyebabnya adalah ada yang tidak hadir pekan lalu, jadi harus dijelaskan agar bisa paham materi. Alhasil, proggres belajar bahasa arab menjadi sangat lambat, tapi bagi yang mengikuti penyampaian ulang menjadi lebih paham.
Meski terkesan ala kadarnya, semangat saya untuk belajar dan bisa bahasa arab sangat tinggi. Menurut saya, menjadi pemeluk islam tanpa memahami (sedikit minimal) bahasa arab itu, ya kurang lengkap. Karena itu, setelah hampir tiga tahun tidak pernah belajar bahasa arab lagi, saat ini saya memutuskan untuk mengikuti program BISA, yaitu program belajar bahasa arab secara online. Target saya tentu saja agar bisa memahami bahasa arab, baik lisan maupun tulisan, dan mampu berkomunikasi dalam bahasa arab.
Tapi ada beberapa alasan kenapa saya ingin bisa berbahasa arab, diantaranya:
1. Memahami Bacaan Sholat
Satu kewajiban yang berlaku bagi setiap muslim adalah menegakkan sholat. Menjadi rukun islam yang kedua, sholat yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam itu, keseluruhan bacaannya menggunakan bahasa arab itu. Bagaimana mungkin melaksanakan sebuah rukun tapi tidak memahami bacaan-bacaan yang terdapat dalam rukun itu? Mungkinkah kekhusyukan bisa diraih? Padahal lisan mengucap sesuatu, tapi tidak mengerti dan tidak memahami arti dari kata demi kata yang diucapkan.
2. Mudah Memahami Al Qur'an
Meskipun saat ini terjemah Al Qur'an bisa dengan mudah ditemukan, bisa memahami kata demi kata ayat-ayat dalam Al Qur'an itu akan memberi perasaan berbeda. Saat membaca Al Qur'an biasanya saya hanya fokus pada bacaan saja, tanpa secara khusus meresapi makna dari setiap bacaan. Berbeda jika dari awal membuka Al Qur'an terjemah saya berniat untuk mentadabburi isinya, fokus bisa lebih kepada terjemahan ayatnya.
Namun dengan mengerti dan memahami (sedikit saja) bahasa arab, saat membaca jadi bisa sekaligus mengerti apa yang dibaca. Sehingga bila bertemu dengan ayat-ayat yang berisi berita gembira, yang membaca bisa turut merasa bahagia. Dan tentu saja, jadi bisa lebih semangat untuk (kembali) beramal sholih, karena ingin menjadi bagian dari umat-umat yang mendapat kabar gembira tersebut.
3. Memudahkan dalam Menghafal Al Qur'an
Hal ini akan terasa saat menghafal surat-surat panjang dalam Al Qur'an. Dengan mengerti bahasanya, menghafal akan menjadi jauh lebih mudah. Karena saat proses menghafal, seseorang tidak hanya sekadar menghafal, tapi juga mengerti maksud dari ayat-ayat yang dihafal. Misalnya surat yang dihafal tentang kisah-kisah. Dengan mengerti arti bacaan, kan jadi bisa memahami cerita dan alur ceritanya. Sehingga bisa menghafal dengan tepat, dengan urutan yang benar, dan tidak mudah tertukar dengan ayat-ayat lain yang mirip. Dan dengan mengerti bahasa arab, setelah menghafal ayat-ayat Al Qur'an, insya Allah menjadi tidak mudah lupa.
4. Menjadi Lebih Khusyuk Berdoa
Doa-doa yang memang secara khusus dicontohkan oleh Nabi Muhammad, pastinya menggunakan bahasa arab. Meski tidak ada batasan bahasa dalam berdoa, membaca doa-doa berdasarkan petunjuk dari Nabi yang berbahasa arab itu, jelas lebih utama. Yang dibutuhkan setelah mengenal dan menghafal doa-doa tersebut adalah memahami maksud dari doa yang dipanjatkan. Doa-doa sehari-hari seperti doa mau makan, doa mau tidur, doa keluar-masuk kamar mandi, sudah lazim sekali menggunakan bahasa arab. Rasanya bagaimana ya, jika tidak mengerti maknanya.
Berbeda dengan kalau memahami maknanya. Membaca doa naik kendaraan sesaat sebelum naik kendaraan, tidak hanya membuat hati jadi tenang karena telah berdoa. Tapi juga kembali mengingatkan pembacanya akan kebesaran Robb-nya, dan menyadarkannya kembali akan kedudukan seorang hamba terhadap Robb-nya. Indah sekali bukan?
Itulah empat alasan utama kenapa saya ingin bisa berbahasa arab. Alasan lain tentu saja masih banyak. Salah satunya, bisa buat bekal kalau mau haji dan umroh. Tapi, siapa yang tidak senang bisa mengerti dan memahami bahasa penduduk langit dan penduduk surga ini. Saya pernah membaca sebuah quote, "buat apa mengerti banyak bahasa, kalau bahasa komunikasi dengan penciptanya tidak dimengerti sedikit pun."
Semoga teman-teman semua dan saya, diberikan kemudahan untuk bisa mengerti dan memahami bahasa arab, bahasanya Al Qur'an, dan bahasa penduduk surga. Amin.....
Pamulang, 18 April 2016
*semangat belajar bahasa arab
#OneDayOnePost
#36
Good, setuju dgn alasan yg dikemukakan mb kholif
ReplyDeletethanks mbak lisa
DeleteBahasa akhirat :)
ReplyDeleteyup ^__^
DeleteSemangat beljar bahasa Arabnya mba!!
ReplyDeleteiya dani, terima kasih...
Delete