Ini
tentang diri wanita dan segala perubahan yang kebanyakan akan
dialaminya setelah melewati satu fase dalam kehidupannya, yaitu menikah.
Dalam Islam, wanita memiliki seorang pria yang bertanggung jawab
terhadap dirinya. Yaitu ayah atau wali1 saat sebelum menikah
dan suami saat setelah menikah. Sehingga wanita pun mempunyai kewajiban
untuk patuh pada ke-dua pria tersebut2.
Khusus
setelah wanita menikah, ada satu kewajiban yang melekat pada dirinya
selama menyandang status sebagai seorang istri, di samping kewajiban
yang lain3. Yaitu melayani suami kapan pun dan di mana pun.
Kewajiban melayani di sini lebih kepada kesiapan istri ketika suami
ingin berhubungan secara seksual dengannya. Menikah dan hubungan seks
adalah satu paket yang sulit dipisahkan, karena menikah adalah bentuk
dari pemeliharaan diri pria dan wanita dari terjerumus kepada zina.
Nah,
dari sinilah perubahan yang akan terjadi pada wanita bermula. Perubahan
yang dapat terlihat secara fisik setelah wanita menikah dan melakukan
hubungan seks, diantaranya:
Selaput darah sobek
Setelah
melakukan hubungan seks, ada sesuatu yang hilang pada diri wanita, yang
secara umum dikenal sebagai keperawanan seorang wanita. Hal ini
ditandai dengan robeknya selaput darah pada kemaluan wanita, yang hanya
terjadi sekali selama hidup. Sehingga pada hubungan seks berikutnya,
pria (umumnya) akan bisa mengenali apakah itu adalah hubungan seks
pertama si wanita atau bukan. Dan tidak jarang keadaan ini menimbulkan
masalah dalam pernikahan.
Namun,
hal itu tidak terjadi pada pria. Tidak ada perubahan secara fisik yang
terjadi pada pria antara sebelum dan setelah melakukan hubungan seks.
Dan wanita pun hampir tidak mungkin bisa membedakan apakah hubungan seks
yang dilakukannya dengan pria adalah hubungan seks yang pertama bagi si
pria.
Berkurangnya sel telur
Dalam
sekali melakukan hubungan seksual, (biasanya) pria akan melepas ribuan
bahkan jutaan sperma. Namun bukan berarti itu akan mengurangi jumlah
sperma yang dimiliki pria, karena sel sperma akan selalu cukup tersedia
sepanjang hidup. Saat sel sperma dilepaskan, masing-masing dari sel
sperma itu akan berebut untuk bisa mencapai sel telur yang dimiliki
wanita. Dan hanya sedikit dari sel sperma itu yang bisa berhasil, bahkan
tak jarang hanya satu dari sekian juta.
Hal
penting yang perlu diketahui wanita, yaitu bahwa cadangan sel telur
wanita itu terbatas seiring usianya. Dan wanita tidak bisa terus menerus
memproduksi sel telur sebagaimana pria dalam menghasilkan sel sperma.
Rahim membesar
Setelah
sperma dan sel telur bertemu, terjadilah proses yang dalam biologi
disebut pembuahan. Dalam proses itu sel telur terus membelah diri dan
berkembang, yang makin hari makin membesar. Sehingga menyebabkan rahim
yang merupakan tempat tinggal sel telur setelah dibuahi ikut membesar.
Dan otomatis perut yang merupakan bagian terluar yang melindungi rahim
juga membesar.
Jadi,
wahai wanita, perut yang tadinya lurus dan rata, yang pernah membuat
pemiliknya bangga, secara perlahan akan terus dan terus membuncit.
Adanya janin dalam tubuh
Seiring
waktu, sel yang terus menerus bekembang, pada minggu ke-8 akan mulai
berbentuk janin dengan bagian tubuh yang sudah lengkap, namun dalam
ukuran yang sangat kecil4. Jadi, di dalam diri wanita pada
masa itu, ada manusia lain yang tinggal di dalam dirinya, yang harus
dibawanya kemana-mana, biasa dikenal dengan sebutan hamil5.
Dengan
bertambahnya waktu, janin itu pun menjadi bertambah besar. Dan itu
berarti beban yang akan dibawa wanita pada bagian perutnya kian hari
kian bertambah berat. Beban yang akan dibawa wanita sampai selama 9
bulan sejak dari mulai proses pembuahan. Beban yang tidak bisa sesekali
diletakkan seperti ketika membawa belanjaan yang terlalu berat. Beban
yang akan ikut kemana pun wanita pergi. Beban yang tidak pernah bisa
dialihkan pada pria.
Keropos pada tulang atau gigi
Janin dalam rahim wanita bersifat “parasit”6.
Janin itu akan mengambil makanan melalui tali pusar dari tubuh
inangnya, yaitu wanita yang hamil. Semua makanan yang dimakan wanita
hamil, secara otomatis akan dibagi dengan janinnya. Jadi wanita hamil
tidak hanya makan untuk dirinya, tapi juga untuk janin yang ada di
rahimnya.
Salah
satu kebutuhan terbesar janin adalah kalsium. Sehingga janin akan
menyerap kalsium dari inangnya, baik cadangan kalsium yang dimiliki sang
inang itu cukup atau tidak. Dan kalau cadangan kalsium wanita hamil
sedikit, maka janin akan mengambilnya dari kalsium yang ada di tulang
atau gigi inangnya. Sehingga mulailah timbul keluhan pada tulang atau
gigi sang inang (pada beberapa wanita), seperti sakit gigi yang
merupakan akibat dari keroposnya gigi.
Sobeknya bagian tubuh saat melahirkan
Setelah
hampir 10 bulan (paling lama) wanita membawa janin dalam perutnya,
tibalah waktu sang janin untuk keluar melihat dunia. Kejadian luar biasa
yang dikenal dengan sebutan melahirkan ini hanya bisa dilakukan dengan
dua jalan. Keduanya mengharuskan wanita untuk merelakan bagian tubuhnya
sobek atau disobek7.
Proses
yang dalam dunia medis dikenal dengan persalinan memang ada dua cara,
yaitu normal dan operasi. Pada persalinan normal, persalinan cepat akan
(rentan) menyebabkan kemaluan wanita mengalami sobekan. Sedangkan pada
persalinan normal yang tidak cepat, (biasanya) bidan akan memberi
sobekan sebagai jalan agar janin lebih mudah keluar.
Pada
persalinan dengan operasi, dokter akan mengeluarkan janin melalui
perut, yaitu dengan mengiris dinding perut wanita. Jadi, sobekan terjadi
pada perutnya. Dan pada kedua jenis persalinan itu, wanita akan
mengalami sakit yang (cukup) luar biasa8.
Kondisi perut yang berubah
Setelah
dari hari ke hari perut melar karena rahim yang terus membesar, maka
setelah melahirkan, perut tidak bisa begitu saja kembali ke keadaan
seperti sebelum hamil. Kulit perut tidak sekencang dulu, sebagai akibat
perut yang sempat membesar dan kembali mengecil. Dan sangat besar
kemungkinannya perut wanita yang sudah pernah hamil menjadi lebih mudah
membuncit dibandingkan yang belum pernah mengalaminya.
Apakah
sudah selesai?! Bisa jadi belum. Karena setelah kelahiran seorang bayi,
sejatinya wanita itu menyusui bayinya, yaitu memberikan ASI pada
bayinya. Jika wanita menyusui bayinya maka keadaan itu bisa berpengaruh
pada payudaranya. Jika secara fisik perubahan demi perubahan yang
terjadi sampai bayi lahir akan tetap terjadi baik wanita mau atau tidak,
maka perubahan fisik akibat menyusui mungkin tidak terjadi kalau wanita
tidak mau melakukannya.
Perubahan
demi perubahan yang dialami wanita sepintas seperti sesuatu yang
menakutkan. Tapi ada pahala besar bagi wanita yang berstatus istri yang
mau melakukannya dengan penuh kerelaan. Bahkan pahala yang dijanjikan
oleh Allah itu, setara dengan pahala jihad yang dilakukan oleh pria. Dan
semua keadaan yang berat itu akan menjadi ringan apabila pria yang
wanita pilih sebagai suami adalah pria sholih yang senantiasa
memperhatikan tahap demi tahap perubahan pada istrinya. Pria yang selalu
siap menemani sang istri menghadapi masa-masa sulit yang akan
dijalaninya.
Jadi,
wahai wanita, sudah siapkah menghadapi perubahan besar yang akan
terjadi setelah menikah dan melakukan hubungan seksual?! Semua
tergantung dengan bagaimana wanita dalam memilih pria sebagai pasangan.
Berhati-hatilah terhadap pria yang tidak bertanggung jawab.
Dan
setelah wanita tahu perubahan demi perubahan yang (mungkin) akan
dialaminya setelah menikah, masihkah ada wanita yang berpikir untuk
melakukan hubungan seks sebelum menikah??? Think again, Girls!!!
Catatan:
1)
wali adalah pengganti jika ayah tidak ada, berurutan mulai dari kakek,
saudara laki-laki, paman dan anak paman (bisa dilihat di: http://islamqa.info/id/99696 atau sumber-sumber lainnya)
2)
kewajiban ini mutlak selama tidak bertentangan dengan perintah Allah
dan bukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah, tapi yang dipatuhi juga
tidak boleh sewenang-wenang.
3)
kewajiban istri kepada suami ada beberapa, yang utama adalah patuh pada
suami terutama dalam melayani suami dalam berhubungan intim.
4) perkembangan janin tahap demi tahap bisa dilihat di sini: http://www.lusa.web.id/pertumbuhan-janin-dalam-kandungan/
5) hamil, berasal dari bahasa arab yang artinya yang membawa
6)
“parasit” jangan diartikan negatif ya, maksudnya adalah bahwa janin
hanya mengambil makanan dari ibu, tapi tidak memberi apa-apa, tentu saja
tidak termasuk kebahagiaan yang dirasakan para ibu bahagia saat
menikmati kehamilannya.
7) hanya sedikit kasus kelahiran pertama yang lolos tanpa “sobekan”.
8)
rasa sakit ini relatif, tidak sama pada setiap wanita, bahkan ada yang
sama sekali tidak merasakannya, karena rasa sakit tertutup oleh
kebahagiaan bisa mendapat seorang bayi.
Tulisan ini sudah di-post di kompasiana
No comments:
Post a Comment