Ketika penerjemah cahaya tak bisa lagi diajak kompromi
Tuts keyboard terlihat menari-nari di antara sela-sela jari
Ada kalanya ujung jari tiba-tiba berhenti dan tak kembali
Menampilkan satu huruf di layar yang muncul ribuan kali
Bersamaan dengan kepala yang makin tertunduk menepi
Sejatinya itu adalah tanda telah tiba waktunya mengakhiri
Tapi panggilan jiwa menyuruh untuk tidak dulu berhenti
Bukan masalah meski kepala harus tertunduk beberapa kali
Bangkit dan kembali bangkit lagi memainkan jari jemari
Walau terkadang otak sudah tak ingat apa yang tadi dimulai
Kepala selalu saja bangkit untuk memulai dari awal lagi dan lagi
Memilah dan memilih lagi isi pikiran yang sejalan dengan hati
Menuangkannya dalam rangkaian kata yang kadang susah dimengerti
Asalkan hati puas, pikiran jadi tenang, yang lainnya urusan nanti
Akhirnya tiba juga waktunya berkata dalam hati
Alhamdulillah, sudah cukup untuk hari ini
Besok atau lusa bisa dilanjutkan lagi
Sekarang waktunya untuk bermimpi
Pamulang, 16 April 2016
#kantuk tak tertahankan
#OneDayOnePost
#17
Yuuuk, bermimpi
ReplyDeleteHayuuuk mbak... :)
Delete